PIALA Thomas termasuk turnamen paling bergengsi di ajang bulutangkis yang khusus untuk nomor beregu putra. Penghargaan ini berawal dari inisiatif Sir George Alan Thomas yang menyumbang piala tersebut untuk kejuaraan bulutangkis internasional beregu putra. Sebenarnya, Sir George Alan Thomas adalah seorang petenis dan pecatur. Namun, dia mengubah haluan untuk terjun ke dunia bulutangkis.
Sebagai pecatur, Thomas pernah menjadi juara turnamen ternama, Hastings, pada tahun 1943. Sedangkan sebagai petenis, dia pernah tampil di Wimbledon, pada tahun 1919 hingga 1926. Prestasi tertingginya di Grand Slam itu adalah menembus semifinal.
Setelah "bosan" menekuni dua olahraga tersebut, Thomas pindah haluan ke badminton. Dia menjadi pebulutangkis tersukses di All England Open Badminton Championships dengan 21 gelar pada rentang waktu 1906-1928.
Dari total jumlah itu, empat titel didapatkan pada tunggal putra, sembilan dari ganda putra, dan delapan di antaranya ia dapatkan pada ganda campuran. Thomas juga merupakan presiden pertama di IBF (International Badminton Federation).
Setelah gantung raket, Thomas ingin memberikan sesuatu yang lebih berarti bagi dunia bulutangkis. Karena itu, dia memprakarsai dimulainya Piala Thomas pada tahun 1949. Turnamen ini menjadi sebuah kompetisi kejuaraan tim putra yang diperebutkan atlet dunia--mirip dengan Piala Davis di tenis.
Awalnya, Piala Thomas diperebutkan setiap tiga tahun sekali. Akan tetapi, sejak tahun 1982, kejuaraan internasional beregu putra itu diselenggarakan setiap dua tahun. Piala yang diperebutkan di ajang ini dibuat oleh pengrajin perak bernama Atkin Bros yang hidup di London. Piala setinggi 28 inci itu terdiri dari pilar, mangkuk, dan penutup mangkuk. Di atas penutup mangkuk terdapat model pemain bulutangkis. Di balik mangkuk dan pilarnya, terdapat nama pemenang.
Dari tahun 1949 �2006, Indonesia tercatat telah merebut Piala Thomas sampai 13 kali (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002). Pada tahun 1994, Piala Uber dan Thomas berhasil dikawinkan Indonesia.
Tim Piala Thomas 1994 adalah Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Ricky Subagdja, Rexy Mainaky, Bambang Suprianto, Gunawan, dan Deny Kantono.
Sebagai pecatur, Thomas pernah menjadi juara turnamen ternama, Hastings, pada tahun 1943. Sedangkan sebagai petenis, dia pernah tampil di Wimbledon, pada tahun 1919 hingga 1926. Prestasi tertingginya di Grand Slam itu adalah menembus semifinal.
Setelah "bosan" menekuni dua olahraga tersebut, Thomas pindah haluan ke badminton. Dia menjadi pebulutangkis tersukses di All England Open Badminton Championships dengan 21 gelar pada rentang waktu 1906-1928.
Dari total jumlah itu, empat titel didapatkan pada tunggal putra, sembilan dari ganda putra, dan delapan di antaranya ia dapatkan pada ganda campuran. Thomas juga merupakan presiden pertama di IBF (International Badminton Federation).
Setelah gantung raket, Thomas ingin memberikan sesuatu yang lebih berarti bagi dunia bulutangkis. Karena itu, dia memprakarsai dimulainya Piala Thomas pada tahun 1949. Turnamen ini menjadi sebuah kompetisi kejuaraan tim putra yang diperebutkan atlet dunia--mirip dengan Piala Davis di tenis.
Awalnya, Piala Thomas diperebutkan setiap tiga tahun sekali. Akan tetapi, sejak tahun 1982, kejuaraan internasional beregu putra itu diselenggarakan setiap dua tahun. Piala yang diperebutkan di ajang ini dibuat oleh pengrajin perak bernama Atkin Bros yang hidup di London. Piala setinggi 28 inci itu terdiri dari pilar, mangkuk, dan penutup mangkuk. Di atas penutup mangkuk terdapat model pemain bulutangkis. Di balik mangkuk dan pilarnya, terdapat nama pemenang.
Dari tahun 1949 �2006, Indonesia tercatat telah merebut Piala Thomas sampai 13 kali (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002). Pada tahun 1994, Piala Uber dan Thomas berhasil dikawinkan Indonesia.
Tim Piala Thomas 1994 adalah Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, Ardy B Wiranata, Hermawan Susanto, Ricky Subagdja, Rexy Mainaky, Bambang Suprianto, Gunawan, dan Deny Kantono.
No comments:
Post a Comment