Ia adalah Al Qadhi Abu Al Fadhl Iyadh bin Musa bin Iyadh Al Yahshabi Al Andalusi As-Sabti Al Maliki, seorang imam dan ulama serta hafizh, dan juga seorang syaikh Islam.
Ia dilahirkan pada tahun 476 H.
Al Qadhi Iyadh memiliki banyak ilmu, serta menuangkannya ke dalam kitab, melalui karya-karyanyalah maka ia terkenal di seluruh pelosok negeri.
Suatu ketika ia terpilih sebagai pemimpin di negerinya, tetapi hal itu justru membuatnya semakin tawadhu’ dan takut kepada Allah SWT.
Al Qadhi Syamsuddin berkata dalam kitab Wafayat Al A’yan, “Al Qadhi Iyadh adalah seorang ulama hadits pada zamannya, dan seorang yang alim di antara orang-orang di sekitarnya, dia juga menguasai ilmu nahwu, bahasa, dan dialek bangsa Arab, serta mengetahui ilmu hari dan nasab.”
Al Qadhi Syamsuddin melanjutkan perkataannya, “Di antara karya Al Qadhi Iyadh adalah kitab Al Ikmal fi Syarh Shahih Muslim sebagai pelengkap kitab Al Mu’lim karya Al Mazari, ia juga mengarang kitab Masyariq Al Anwar fi Tafsir Gharib Al Hadits, dan juga kitab At-Tanbihat. Di dalam kitab-kitab yang dikarangnya, Al Qadhi Iyadh memiliki keunikan tersendiri, dan semua karangannya adalah karangan yang sangat menakjubkan, ia pun memiliki syair yang indah.”
Aku katakan, “Karangan-karangannya sangat berharga, tetapi di antara karangannya yang aku anggap paling bagus adalah kitab Asy-Syifa, tetapi sayangnya kitab tersebut dipenuhi dengan hadits-hadits yang dibuat-buat (dusta). Kitab tersebut tidak pernah dikritik oleh ulama lain, semoga Allah memberikan kepadanya balasan yang baik, dan menjadikan kitab Asy-Syifa sebagai kitab yang bermanfaat. Di dalam kitab tersebut terdapat pula berbagai macam takwil yang jauh dari kebenaran, kitab ini juga penuh dengan khabar-khabar Ahad yang mutawatir, oleh karena itu mengapa kita masih saja puas dengan khabar-khabar maudhu’ (palsu), dan kita pun menerima khabar yang penuh dengan dendam dan dengki, tetapi ingat bahwa sesuatu yang belum diketahui, dosanya dapat terampuni, bacalah kitab Dala`il An-Nubuwwah karya Imam Al Baihaqi, karena kitab tersebut merupakan obat penyejuk hati dan juga sebagai cahaya petunjuk.”104
Al Qadhi Ibnu Khallikan berkata, “Guru-guru Qadhi Iyadh hampir berjumlah seratus orang. Qadhi Iyadh wafat pada tahun 544 H.”
Aku katakan, “Telah sampai kepadaku sebuah riwayat yang mengatakan bahwa Qadhi Iyadh wafat setelah dilempar tombak oleh seseorang, karena Qadhi Iyadh mengingkari kemaksuman Ibnu Tumart.”---------------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.com
source : cara-global.blogspot.com
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment