Saturday, February 19, 2011

Shuhaib bin Sinan


Dia adalah Abu Yahya An-Namir bin Qasith. Dia dikenal dengan sebutan Ar-Rumi karena ia pernah tinggal di Romawi beberapa waktu. 
Dia adalah penduduk Al Jazirah yang ditawan di sebuah desa yang bernama Ninawa. Ayah dan pamannya bekerja untuk Kisra. Kemudian dia dibawa ke Makkah lalu dibeli oleh Abdullah bin Jud’an Al Qurasyi At-Taimi.
Dia termasuk As-Sabiquna Al Awwalun dan pejuang perang Badar. Selain itu, dia sosok yang terpandang dan berwibawa. Ketika Umar terkena musibah, dia meminta Shuhaib untuk memimpin shalat jamaah bersama kaum muslim, hingga para dewan musyawarah sepakat untuk menjadikannya sebagai imam karena sifatnya yang mulia dan pemaaf.
Dia merupakan sahabat yang berusaha menghindar dari fitnah, dan hal ini sesuai dengan keadaannya.
Diriwayatkan dari Al Hasan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,                صُهَيْبٌ سَابِقُ الرُّوْمٍ “Shuhaib adalah pendahulu Romawi.” 
Hal ini dijelaskan dalam riwayat yang shahih, dari hadits Abu Umamah, Anas, dan Ummu Hani‘.
Diriwayatkan dari Abu Utsman, bahwa ketika Shuhaib akan hijrah, para penduduk Makkah berkata kepadanya, “Kamu dulu datang kepada kami dalam keadaan lemah dan fakir, sekarang keadaanmu telah berubah!” Shuhaib kemudian berkata, “Bagaimana pendapat kalian jika aku meninggalkan hartaku, apakah kalian akan melepaskanku?” Mereka menjawab, “Ya.” Shuhaib pun meninggalkan hartanya untuk mereka. Ketika kabar tersebut sampai kepada Nabi SAW, beliau bersabda, “Shuhaib beruntung, Shuhaib beruntung!”
Diriwayatkan dari Shuhaib, dia berkata, “Aku pernah memberikan pakaian kepada Rasulullah SAW. Di tengah perjalanan, saat aku terkena penyakit mata dan merasa lapar, beliau membawakanku buah kurma yang baru masak, maka aku pun mengambilnya (memakannya). Umar lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak melihat bahwa Shuhaib memakan buah kurma padahal dia sedang sakit mata.” Rasulullah SAW bersabda, “Buah itu milikku.” Aku berkata, “Aku memakannya untuk sebelah mataku yang sehat.” Mendengar itu, Umar tersenyum. 
Diriwayatkan dari A‘idz bin Umar, bahwa suatu ketika Salman, Shuhaib, dan Bilal sedang duduk santai, kemudian Abu Sufyan lewat di depan mereka. Mereka lantas berkata, “Pedang Allah tidak akan membunuh leher musuh Allah kecuali pada tempatnya nanti.” Mendengar itu, Abu Bakar berkata, “Apakah kalian berkata seperti itu kepada pemimpin dan pemuka Quraisy?” Setelah itu Nabi SAW diberitahukan perihal masalah itu, dan beliau bersabda, “Wahai Abu Bakar, mungkin engkau telah membuat mereka marah, Jika engkau membuat mereka marah, berarti engkau telah membuat Tuhanmu marah.” Abu Bakar kemudian menemui mereka dan berkata, “Wahai saudara-saudaraku, apakah kalian marah?” Mereka menjawab, “Tidak wahai Abu Bakar, semoga Allah mengampuni dosamu.”
Shuhaib meninggal di Madinah pada tahun 38 Hijriyah dalam usia 70 tahun.
source : cara-global.blogspot.com
repost by : ceritabos.blogspot.com

No comments:

Post a Comment