"IDIH, kecil-kecil kok suka mencuri". Jangan langsung menuduh si kecil pencuri dulu Moms! Bisa jadi buah hati Anda kleptomania. Yuk kenali cirinya dan bagaimana mengatasinya.
Menurut Aliva Abdullah, M.Si, kleptomania merupakan kondisi dalam diri seseorang yang memiliki dorongan kuat untuk mengambil sesuatu. Kadang-kadang sesuatu itu adalah benda-benda kecil dan tidak didasari motif ekonomi.
“Kleptomania berbeda dengan mencuri. Bila mencuri itu ada dorongan untuk memiliki, karena tidak mampu membeli. Sedangkan, kleptomania itu bukan disebabkan ketidakmampuan membeli, tetapi dorongan kuat mengambil tanpa sebab yang jelas,”
Misalnya, anak mencuri sepatu. Dikatakan anak itu mencuri jika dia menginginkan sepatu yang ia tidak mampu membelinya. Atau dia takut meminta sepatu baru kepada orangtuanya. Lain halnya dengan kleptomania. Anak mengambil sepatu, karena dorongan yang kurang jelas. Bisa jadi anak mengambil sepatu yang beda ukuran dengannya.
Belum Pasti Penyebabnya!
Kalau ditanya kok bisa sih kecil-kecil klepto? Hingga kini belum diketahui penyebab pastinya. Meski begitu, ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya kleptomania.
“Dihubungkan dengan zat kimia dalam otak disebut serotonin, zat yang mengatur mood dan emosi seseorang. Ada pula yang mengaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan dalam kehidupan individu yang didominasi repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan berulang-ulang (kompulsi) atau gangguan depresi. Dapat juga kleptomania disebabkan cedera otak,”
Tidak Menyadari Perbuatannya
Sayangnya, anak-anak kleptomania kurang menyadari tindakannya.
“Awalnya, anak kleptomania merasakan dorongan-dorongan segera mengambil barang orang lain. Namun begitu perbuatannya diketahui orang lain atau orangtuanya, dia tahu bahwa dirinya bersalah. Sayangnya, mereka sulit mengendalikan dorongan mengambil barang orang lain yang muncul sesaat,”
5 Ciri Anak Kleptomania
1. Muncul perasaan tegang dan antusias sebelum dan saat mengambil barang milik orang lain.
2. Ada kegembiraan (eforia) setelah mengambil barang idamannya.
3. Seorang kleptomania tidak membutuhkan teman, sehingga mereka tidak memulai persahabatan.
4. Tidak ada perasaan marah atau balas dendam kepada pemilik barang yang akan diambil. Baik orang yang tidak dikenal atau dikenal dekat, sama-sama mempunyai peluang menjadi korban si kleptomania.
5. Anak kleptomania tidak memiki halusinasi atau gejala-gejala schizophrenic lainnya. Misalnya, dia berkeyakinan bahwa barang yang diincar itu adalah miliknya, padahal bukan kepunyaannya (waham atau delusi).
Tangani Anak Kleptomania
Nah, bila Moms and Dads sudah mengetahui cirinya, kini saatnya segera mengatasinya. Sebab, gejala kleptomania dapat muncul pada usia 5 tahun. Karena itu, orangtua musti menangani. Caranya?
“Bawalah anak untuk konseling dan terapi agar mendapatkan tindakan yang tepat. Bila kleptomania ini dibiarkan, anak dapat kehilangan percaya diri akibat dituduh sebagai pencuri. Motivasi anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain agar dapat mengalihkan perhatian dari masalah, juga membuat anak kembali percaya diri,”
Nah, ketika terjadi ‘stigma’ pencuri, membuat anak menjadi minder dalam lingkungannya. Walau memang perlu waktu bagi lingkungan menerimanya kembali. Tentu hal itu penting baginya mengembalikan rasa percaya dirinya.
Umpamanya, lingkungan sekolah. Orangtua dapat menjembatani komunikasi dengan guru. Upayakan anak memeroleh penyadaran agar mendapatkan kembali kepercayaan dari lingkungannya.
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment