Betapa gemasnya melihat si kecil yang masih berusia 8 minggu tersenyum. Tahukah Moms, senyuman bayi tidak hanya merupakan refleksi rasa senang karena melihat ayah atau ibunya, tetapi juga merefleksikan perkembangan otaknya, loh!
Tersenyum Sejak Lahir
Sejak lahir sebenarnya bayi sudah bisa menunjukkan senyumnya walaupun hanya sekejap dan spontan. Ya, para ilmuwan telah menemukan bahwa bayi baru lahir - bahkan bayi yang terlahir buta sekalipun - tahu bagaimana untuk tersenyum. Bahkan senyum tersebut muncul saat bayi tidur. Senyum ini tidak selalu merefleksikan perasaan gembira, senyum bisa muncul dengan sendirinya karena adanya refleksi dari cabang-cabang syaraf di otak.
Senyum Saat Tidur
Mungkin Moms sering mengamati bayi Anda tersenyum selagi tidur dan bertanya-tanya apa yang dialami bayi. Banyak sekali komentar atau pendapat awam mengenai ini. Ada yang berpendapat bahwa senyum tersebut karena rangsangan angin, si bayi sedang mimpi bercanda dengan malaikat, atau ia melihat ibu dan ayahnya saat tidur.
Di antara semua pendapat itu, ada alasan lain yang lebih masuk akal yaitu karena adanya refleksi kegiatan syaraf pusat yang bisa dibuktikan dengan gambaran CT scan otak bayi.
Beberapa ahli mengatakan bahwa senyum tersebut akibat sel-sel motor di dekat otak sedang bekerja yang disebut keadaan REM (Rapid Eye Movement), artinya otak mengolah data-data dan memori sehingga bayi mengalami mimpi atau mengigau). Jadi, bayi yang baru lahir pun sudah mengalami mimpi loh, tak ubahnya anak-anak atau orang dewasa.
Nah, senyum yang sungguh-sungguh biasanya terjadi karena sistem lunak (pusat emosi di otak) yang berefek terhadap otot mata yaitu otot orbikularis okuli (mata memejam, pipi terangkat). Otot ini tidak bisa dipaksa bekerja, ia bekerja hanya jika hati dalam keadaan senang.
Senyum Sosial
Pada umur 4 sampai 10 minggu sistem lunak dan jaringan motor bayi menjadi matang sehingga bayi bisa mengekspresikan senyum secara emosi pertama kali. Jadi, kalau Moms menemukan si bayi sedang tersenyum manis, itu bukan lagi senyum refleks seperti pada saat tidur! Itu benar-benar senyum yang memancing respon Anda untuk membuatnya tersenyum lebih lebar.
Jangan salah, bayi juga bisa memberikan senyuman ”pura-pura” pada orang lain yang terlihat seperti senyuman sungguhan.
Beri Respon Positif
Walaupun bayi sudah benar-benar bisa tersenyum karena dia mau – bukan refleks – tetapi senyumannya belum terarah kepada orang tertentu karena keterbatasan penglihatannya.
Karenanya, stimulasi sangat dibutuhkan. Pada saat bayi tersenyum, berilah respon positif dengan mengajaknya bicara, tersenyum kembali, atau menggelitik dagunya. Nah, bayi akan tersenyum kembali, kadang lebih lebar atau bahkan tertawa dan mengeluarkan suara. Respon bayi ini akan mendorong Anda untuk memberikan stimulasi kembali sehingga terjadilah interaksi atau komunikasi sederhana antara bayi dan Anda. Wow, menakjubkan!
Anak Lebih Cerdas
Menurut penelitian, interaksi seperti ini memengaruhi perkembangan kecerdasan anak loh! Anak-anak yang mencapai nilai tinggi dalam tes intelegensi telah mendapatkan stimulasi yang baik dari orangtua ketika mereka masih bayi seperti orang tua mengajak berbicara, tersenyum, bermain, mendengarkan, meniru, dan memberikan respon yang konstan kepada senyuman bayi.
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment