Inilah becak tercepat di dunia! Sepeda motor merek Birmingham Small Arm (BSA) adalah kendaraan perang pabrikan Inggris buatan tahun 1940 hingga 1960-an. Ukuran mesinnya bervariasi dari 150cc hingga 500cc. Namun yang paling banyak digunakan adalah yang 250cc dan 500cc. Nah tuh, kebayangkan kekuatan mesinnya?
Di Siantar(*), jumlahnya masih cukup banyak, sekitar seribu unit. Sebagian besar sudah dimodifikasi menjadi becak sehingga penampilannya gak sangar lagi. Hanya sebagian kecil yang dikoleksi para kolektor.
Secara umum, motor BSA masuk ke Indonesia pada masa peralihan tentara Jepang ke tentara Sekutu (Belanda-Inggris). BSA kemudian menyebar ke daerah-daerah jajahan Belanda, termasuk ke Siantar. Tapi tak banyak yang mengetahui jika masuknya motor BSA dalam jumlah besar ke Siantar justru bukan dibawa oleh tentara Belanda.
“BSA adalah sisa-sisa perang dunia kedua. Belanda yang membawanya ke sini. Tapi walau sebelumnya sudah ada motor BSA dalam jumlah kecil di Siantar, masyarakat Siantar sendiri yang berperan besar membawa BSA masuk ke kota berhawa sejuk ini,” kata Erizal Ginting, Ketua BSA Owners Motorcycle Siantar (BOM’S). Masa sih?
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Adalah Mbah Lanang (67 tahun), sesepuh BOM’S yang mengawali cerita ini semua.
Menurut Mbah Lanang, tahun 1958, ia dan rekan-rekannya berburu BSA hingga ke pulau Jawa: Surabaya dan Jakarta. Kedua provinsi ini adalah sarangnya motor BSA. Lalu motor BSA diangkut dengan "Almarhum" Kapal Tampomas II dalam jumlah besar. Kemudian sekitar tahun 1960-an, Mbah Lanang dan rekan-rekannya memodifikasi motor BSA untuk dibuat sebagai becak. Sejak itulah awalnya Kota Siantar dikenal sebagai ‘Kota berBecak BSA’.
“Saya mengetahui sejarah masuknya BSA ke Siantar. Mbah Lanang menjadi salah seorang saksi sejarah yang mendatangkan BSA ke Siantar ini,” ujar Erizal Ginting yang juga seorang budayawan Siantar.
Sejarah BSA di Kota Siantar pun dimulai. Ketiadaan sparepart dan teknisi mulai bisa dipecahkan agar nasib motor BSA tidak tragis seperti di Surabaya dan Jakarta. Dengan kerja keras, orang-orang Siantar menciptakan sendiri sparepart BSA yang tak mungkin didatangkan bahkan dari tempat kenderaan ini dibuat (Birmingham,Inggris). Orang-orang Siantar pun, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA pun tetap tegar menjelajahi jalanan di Kota Siantar. Suaranya hingar-bingar, terkadang kalo lewat di depan rumah, siaran TV pun ikut bergetar. Brum..brum...duk..duk...duk...brum pletak... (kok pletak?) Iya, kadang knalpotnya mengeluarkan letupan seperti suara meriam bambu. terutama untuk mesin yang berukuran 500cc. Apalagi terkadang abang-abang becak ini suka iseng mengisi bahan bakar BSA nya dengan minyak tanah bukan bensin. Biar murah! kata mereka. Hehehe, ada-ada saja.
Karena suaranya ini pula, seorang rekan dari Medan menyebutnya HELICAK. "Suaranya kaya' Helicopter tapi kok ternyata becak", selorohnya.
Goyangan di kursi penumpangnya mantap karena dipasang per mobil di bawah gandengan. Sehingga, menjadi penumpang di becak ini seakan naik ayunan....geot...geot...naik turun, nyaman sekali.
Pada tahun 1980-an, ketika PSMS medan sedang jaya-jayanya di kompetisi Perserikatan PSSI, banyak supporter dari Siantar berduyun-duyun ke Stadion Teladan Medan naik Becak ini. Ini luar biasa, mengingat jarak Siantar-Medan adalah 128 km. Ayo, becak mana yang mampu menempuh jarak sejauh itu? Kalo becak di Jogja melakukannya, wah bisa gempor mengkayuhnya! Hehehehe....
Mungkin, becak Siantar merupakan becak tercepat didunia, bahkan mungkin tercanggih juga....500cc!! Bisa ikutan MotoGP gak ya? jadi pengen ngebayangin Valentino Rossi pake BSA!! Bisa senewen tujuh turunan dia!
Di Siantar(*), jumlahnya masih cukup banyak, sekitar seribu unit. Sebagian besar sudah dimodifikasi menjadi becak sehingga penampilannya gak sangar lagi. Hanya sebagian kecil yang dikoleksi para kolektor.
Secara umum, motor BSA masuk ke Indonesia pada masa peralihan tentara Jepang ke tentara Sekutu (Belanda-Inggris). BSA kemudian menyebar ke daerah-daerah jajahan Belanda, termasuk ke Siantar. Tapi tak banyak yang mengetahui jika masuknya motor BSA dalam jumlah besar ke Siantar justru bukan dibawa oleh tentara Belanda.
“BSA adalah sisa-sisa perang dunia kedua. Belanda yang membawanya ke sini. Tapi walau sebelumnya sudah ada motor BSA dalam jumlah kecil di Siantar, masyarakat Siantar sendiri yang berperan besar membawa BSA masuk ke kota berhawa sejuk ini,” kata Erizal Ginting, Ketua BSA Owners Motorcycle Siantar (BOM’S). Masa sih?
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Adalah Mbah Lanang (67 tahun), sesepuh BOM’S yang mengawali cerita ini semua.
Menurut Mbah Lanang, tahun 1958, ia dan rekan-rekannya berburu BSA hingga ke pulau Jawa: Surabaya dan Jakarta. Kedua provinsi ini adalah sarangnya motor BSA. Lalu motor BSA diangkut dengan "Almarhum" Kapal Tampomas II dalam jumlah besar. Kemudian sekitar tahun 1960-an, Mbah Lanang dan rekan-rekannya memodifikasi motor BSA untuk dibuat sebagai becak. Sejak itulah awalnya Kota Siantar dikenal sebagai ‘Kota berBecak BSA’.
“Saya mengetahui sejarah masuknya BSA ke Siantar. Mbah Lanang menjadi salah seorang saksi sejarah yang mendatangkan BSA ke Siantar ini,” ujar Erizal Ginting yang juga seorang budayawan Siantar.
Sejarah BSA di Kota Siantar pun dimulai. Ketiadaan sparepart dan teknisi mulai bisa dipecahkan agar nasib motor BSA tidak tragis seperti di Surabaya dan Jakarta. Dengan kerja keras, orang-orang Siantar menciptakan sendiri sparepart BSA yang tak mungkin didatangkan bahkan dari tempat kenderaan ini dibuat (Birmingham,Inggris). Orang-orang Siantar pun, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA pun tetap tegar menjelajahi jalanan di Kota Siantar. Suaranya hingar-bingar, terkadang kalo lewat di depan rumah, siaran TV pun ikut bergetar. Brum..brum...duk..duk...duk...brum pletak... (kok pletak?) Iya, kadang knalpotnya mengeluarkan letupan seperti suara meriam bambu. terutama untuk mesin yang berukuran 500cc. Apalagi terkadang abang-abang becak ini suka iseng mengisi bahan bakar BSA nya dengan minyak tanah bukan bensin. Biar murah! kata mereka. Hehehe, ada-ada saja.
Karena suaranya ini pula, seorang rekan dari Medan menyebutnya HELICAK. "Suaranya kaya' Helicopter tapi kok ternyata becak", selorohnya.
Goyangan di kursi penumpangnya mantap karena dipasang per mobil di bawah gandengan. Sehingga, menjadi penumpang di becak ini seakan naik ayunan....geot...geot...naik turun, nyaman sekali.
Pada tahun 1980-an, ketika PSMS medan sedang jaya-jayanya di kompetisi Perserikatan PSSI, banyak supporter dari Siantar berduyun-duyun ke Stadion Teladan Medan naik Becak ini. Ini luar biasa, mengingat jarak Siantar-Medan adalah 128 km. Ayo, becak mana yang mampu menempuh jarak sejauh itu? Kalo becak di Jogja melakukannya, wah bisa gempor mengkayuhnya! Hehehehe....
Mungkin, becak Siantar merupakan becak tercepat didunia, bahkan mungkin tercanggih juga....500cc!! Bisa ikutan MotoGP gak ya? jadi pengen ngebayangin Valentino Rossi pake BSA!! Bisa senewen tujuh turunan dia!
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment