"Seperti pandangan mata yang terhalang, untuk
mendapatkan pemecahan persoalan, Anda pun perlu
mencoba menggeser sudut pandang pemikiran Anda."
Alkisah, ada seorang petani di sebuah desa mempunyai
hutang yang sangat besar kepada seorang lintah-darat.
Kebetulan, si Lintah Darat naksir berat sama anak
perempuan si Petani. Maka timbulah pikiran liciknya,
"Hei petani, utangmu akan aku anggap lunas kalau aku
boleh menikahi anak perempuanmu!" katanya. Tentu saja
si Petani dan anak perempuannya itu menolaknya.
Si Lintah Darat yang licik itu tak menyerah, "Biarlah
kita buang undi. Saya akan memasukkan dua kerikil ke
dalam kotak ini, satu hitam dan satu putih. Anak
perempuanmu aku persilahkan untuk mengambilnya salah
satu. Kalau yang terambil hitam, maka hutangmu lunas
dan maka aku mendapatkan anak perempuanmu. Kalau yang
terambil putih, kamu tetap berutang padaku dan aku
tidak akan menikahi puterimu. Dan ... jika anak
perempuanmu tidak mau mengambilnya, kamu akan masuk
penjara!" katanya sambil menyeringai licik.
Anak perempuan petani itu tahu betul bahwa ini
pastilah siasat licik Lintah Darat itu. Ia yakin,
kerikil yang akan dimasukkan dalam kotak itu pastilah
hitam semuanya. Dan benar, tanpa sengaja anak
perempuan petani itu melihat si Lintah Darat
memasukkan dua kerikil hitam ke dalam kotak! Anak
perempuan petani itu memutar otak, bagaimana ia
menyiasati akal bulus lintah darat itu. Dilema yang
sangat besar baginya, karena kalau ia menolak
mengambil, ayahnya akan masuk penjara. Kalau ia
mengungkapkan kecurangan si Lintah Darat, ia sangat
takut dan mungkin malah mencelakakan semuanya.
Bukankah para pengikut dan pengawal Lintah Darat itu
bagian dari skenario kelicikannya? Tetapi kalau ia
mengambil, pastilah kerikil hitam yang terambil!
Tapi, puji Tuhan, di saat-saat kritis itu, anak
perempuan petani itu mendapatkan akal. Dengan
disaksikan penduduk sekitar yang berdatangan, ia
dengan mantap mengambil salah satu kerikil dalam kotak
itu, menggenggamnya, dan kemudian tanpa membuka
genggamannya, ia mempersilahkan si Lintah Darat untuk
melihat kerikil yang tersisa dalam kotak. "Apakah
warna kerikil yang tersisa Tuanku?" tanya anak
perempuan petani itu.
Tentu saja sang Lintah Darat terperanjat dengan
kepintaran anak perempuan petani itu, "Hitam ..."
katanya lirih.
"Karena Tuan telah memasukkan satu kerikil hitam dan
satu kerikil putih, berarti yang ada dalam genggamanku
ini adalah kerkil putih!" kata anak perempuan petani
itu sambil tersenyum.
Akhir cerita, hutang si Petani lunas, dan anak
perempuannya tetap bersama-sama dengan dia. Dan perlu
Anda ketahui, sampai Lintah Darat dan semua penduduk
pulang ke rumah masing-masing, anak perempuan petani
itu tetap tidak membuka genggamannya. Ia tidak ingin
mempermalukan Lintah Darat itu dengan menunjukkan
kelicikannya dalam soal kerikil hitam dan kerikil
putih itu ... Ia telah memberikan pelajaran berharga
bagi si Lintah Darat, bagaimana niat jahatnya dibalas
dengan tindakan bijak.
Adakalanya kita menghadapi dilema dan saat-saat sulit
dalam menentukan pilihan seperti yang dialami anak
perempuan petani itu. Apabila pendekatan logika tidak
bisa dilakukan, gunakan pendekatan yang berbeda, atau
coba lihat dan pikirkan dari sudut pandang yang
berbeda. Pasti akan ada jalan.
Selamat pagi dan selamat bekerja.
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment