Sunday, June 29, 2008

Tulang Hobbit Baru Dapat Membuka Misteri Spesies


Rekaan gambar mengenai spesies manusia terdahulu yang tidak diketahui ditemukan oleh ilmuwan
Australia dan Indonesia di Pulai Flores di Indonesia dan dinamakan Homo Floresiensis.
Pemberian rekaan gambar : Peter Schouten/AFP/National Geographic Society.

Ilmuwan Australia mengumumkan penemuan banyak tulang “hobbit” di Pulau Flores, Indonesia, menambah bukti teori bahwa tulang baru dari spesies manusia kecil, Homo Floresiensis.

Awalnya ditemukan pada 2003 and dilaporkan oleh ilmuwan dari Universitas New England, NSW, tulang belulang bagian pertama dari hominid satu meter dengan otak kecil, dipanggil “hobbit”, membuat heboh dikalangan palaeontologist (Ilmuwan bidang fosil) dan menarik imajinasi umum.
Dengan kombinasi yang unik antara modern dan primitif, dan hanya berumur 18.000 tahun, penemuan ini memperkirakan manusia modern berbagi planet dengan spesies manusia lain tidak lama yang lalu.

Tulangnya ditemukan di gua di Liang Bua di pulau Flores bersama dengan sisa tikus raksasa, komodo, dan gajah kecil.

Penemuan benda kecil, peralatan rumah kecil terbuat dari batu, remukan tulang gajah dan sisa lubang perapian membuktikan bahwa “hobbit” bisa dibilang cukup maju.

Fosil baru, diperkirakan berasal dari 9 orang, termasuk tangan dan kerangka tulang asli dan rahang bawah sama ukuran dan karakter dengan penemuan yang pertama, tapi berumur 15.000 tahun.

Ini membuktikan bahwa populasi hobbit hidup sekitar 3.000 tahun. Bukti fosil menunjukkan bahwa lokasi ini mungkin ditinggali sampai 100.000 tahun lalu.

Sejak penemuan mereka, fosil-fosil ini sudah menimbulkan debat berkepanjangan diantara ilmuwan tentang asal mula spesies. Satu kelompok ilmuwan mengatakan Homo floresiensis adalah spesies kerdil yang mirip manusia, turunan dari Homo erectus sebagai hasil terisolasi di pulau.

Beberapa perdebatan menyatakan bahwa tulang kerangka ini adalah milik manusia kerdil atau manusia normal (Homo sapiens) menderita kondisi bernama “microencephaly”, yang mengakibatkan otak kecil tidak normal.

Profesor Dean Falk dari Florida State University mengatakan timnya melakukan penelitian terhadap tempurung otak dan terlihat tidak seperti microcephalic atau kerdil.

Pada laporannya yang dipublikasikan di jurnal Science, Profesor Falk mengatakan bahwa tempurung otaknya adalah seperti Homo erectus, tetapi ukuran rasio otak sampai tubuh adalah mirip seperti Australopithecine (primata seperti manusia kecil) yang sudah punah, yang tinggal jutaan tahun yang lalu di Afrika.

Meskipun otaknya hanya 1/3 ukuran otak manusia, Profesor Falk mengatakan bentuknya menunjukkan kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi.

Bukti lebih lanjut untuk teori “spesies terpisah” datang dari lengannya, yang mana secara proporsional lebih panjang dari manusia modern dan Homo erectus.

Sumber: http://en.epochtimes.com/news/5-10-19/33461.html

No comments:

Post a Comment