Saturday, June 21, 2008

Proses Rekrutmen Pasukan Khusus

Seperti yang kita ketahui bersama dalam TNI dikenal beberapa macam pasukan khusus. Tapi yang anda sebutkan adalah unit2 anti teror "khusus" yang notabene direkrut dari pasukan khusus intern organik-nya (misal anggota den 81 kopassus, anggotanya jg diambil dari kopassus yang sudah berkualifikasi sandhi yudha) dalam beberapa tingkatan pelatihan khusus dan tes ketat...barulah mereka bisa memperoleh kualifikasi anti teror.

Tim anti teror milik TNI BERBEDA dengan Detasemen 88 POLRI (non brimob) atau detasemen GEGANA BRIMOB POLRI dalam beberapa hal. Baik scr organisasi, standart rekruitmen personel, dan tugas pokok. Karena militer cenderung melatih para prajuritnya secara "lebih ganas" daripada polisi yang penugasannya adalah penegak hukum. Kewenangan dan penugasan kepolisian bisa berlaku pada seorang prajurit militer...tetapi belum tentu polisi bisa mengemban tugas militer. Sepertiyang terjadi di Aceh ketika tim Brimob "ngotot" masuk belantara aceh.....mereka sering kali kocar kacir...karena memang bukan "habitat"-nya disana. Konteks adanya pasukan Brimob (yang berstatus PARAMILITER-dilatih seperti tentara tapi bukan tentara) tentu saja hatus dikaji ulang !!

Calon anggota GULTOR pada Kopassus TNI AD harus sudah menempuh kualifikasi:
a. intelijen (minimal intelijen tempur)
b. wing combat freefall / jump master dan mobud
c. kemampuan menembak pistol dan senapan minimal klas 2
d. berenang dan menyelam
e. mempunyai kualifikasi tambahan dari korps asal (bagi non korps infanteri)

Personel gultor dididik sembilan bulan (untuk pertempuran khusus selama 6 bulan dan keahlian per orangan 3 bulan di SEKOLAH PERTEMPURAN KHUSUS PUSDIKPASSUS BATU JAJAR) dengan metode SAS dan GSG - 9 (untk keahlian anti teror). Seperti yang kita ketahui bersama bahwa model pendidikan anggota kopassus merupakan kiblat bagi saudara2 nya yang lain.
Tentang Taifib KORPS MARINIR TNI AL, kopaska dan DENJAKA:

Personel INTAI AMPHIBI MARINIR AL direkrut dari anggota berbagai macam keahlian dalam lingkup Korps Marinir. Dan calon harus minimal berdinas 2 tahun dan punya wing paraStandart perekrutan untuk calon anggota taifib sama dengan umumnya perekrutan pasukan khusus ditambah dengan tes berenang dengan tangan dan kaki terikat sepajang 2 km.

Pendidikan calon anggota Taifib dulunya dilaksanakan di jakarta dan di surabaya (menurut batalyon masing2) tetapi sekarang dilaksanakan di PUSLATPUR MARINIR Karangtekok Situbondo JATIM. Lama pendidikan 8 bulan meliputi : jungle warfare and survival,tahap rawa lanjutan. tahap laut lanjutan. pendaratan pantai khusus, medis, operasi raid amphibi, perang kota dan operasi amfibi rintis (untuk pancangan landing pasukan pendarat) serta combat freefall dan menembak dengan berbagai senjata+ intelijen tempur. Brevet Taifib DIKLAIM sama dengan brevet KOMANDO kopassus.

Marinir punya 2 batalyon taifib utk pasmar 1 dan 2. Kedudukan Taifib adalah 1 tingkat dibawah DENJAKA.

KOPASKA (KOMANDO PASUKAN KATAK):

Anggota kopaska direkrut dari anggota TNI AL non anggota korps marinir.

Calon anggota Kopaska selain di tes dengan standar militer juga di tes tentang kemampuan renang-nya. karena KOPASKA adalah satuan khusus untuk peperangan laut setingkat US NAVY SEAL. kopaska hanya menerima 5 - 10 orang setahun (yang lulus pendidikan sepaska)Anggota KOPASKA dididik di pusdik paska di pondok duyung. Lama pendidikan adalah 7 bulan.

Diawali dengan pekan orientasi fisik, dan tehnik beregu senapan, dilanjutkan dengan hell week ( minggu neraka) dimana fisik dan mental siswa di "bantai" habis habisan dengan kegiatan yang sangat melelahkan baik skenario tempur atau kemampuan fisik terutama aspek kegiatan di laut (berenang, mengayuh rakit dsb), tahap selanjutnya adalah pengenalan tehnik terjun payung tempur di BATUJAJAR (pusdik passus) kadang kala kopaska juga "menitipkan" siswa nya ke sekolah para korps marinir di pusdik MArinir - gunungsari surabaya.

Setelah lulus, dilanjutkan dengan tahap laut dimana para siswa mendalami selam tempur, UDT dan operasi raid amfibi, survival dan perang hutan. Pendidikan Kopaska ditutup dengan latihan berganda di P. LAKI dan ditandai dengan pembaretan serta pemberian brevet MANUSIA KATAK kepada anggota baru KOPASKA. Metode pendidikan kopaska diadaptasi dari metode pendidikan komando kopassus

DENJAKA: (DETASEMEN JALA MENGKARA)

DENJAKA adalah satuan gabungan antara personel kopaska dan taifib marinir. anggota DENJAKA dididik di bhumi marinir CILANDAK dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek LAut) lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya DENJAKA memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut

BATALYON RAIDER :

Awalnya (th60-an) Raider dibetuk sebagai pasukan infanteri pemukul yang kemampuannya bisa 10 kali lipat pasukan infanteri biasa. Kemampuan mereka dilatih oleh RPKAD dengan dibekali cara bertempur komando tingkat regu tahap pantai dan hutan, survival,menembak jitu dan pengetahuan ttg operasi raid yang tidak dipelajari pada pasukan infanteri biasa. Raider berasal dari satuan tentara di bawah komando pasukan teritorial (KODAM). Awalnya berasal dari nama satu batalyon dalam resimen Achmad Yani yang bernama BANTENG RAIDER. pelatihan RAIDER..entah bagaimana ceritanya akhirnya menjadi syarat mutlak bagi prajurit para dalam lingkungan KOSTRAD. setelah tahun 1967 maka Pelatihan Raider diharuskan untk semua prajurit infanteri yang berasal dari organik KODAM maupun KOSTRAD. Ditambah lagi siswa dari kecabangan tempur yang lain baik dalam KODAM maupn KOSTRAD.

Pelatihan RAIDER dulunya tidak bertempat pada suatu lokasi pendidikan. Mereka berpindah pindah...walaupun sebenarnya pusat pendidikan latihan pertempuran AD sudah ada di tiap KODAM..... diawali dengan basis hutan, gunung, laut dan rawa serta tehnik operasi peledakan perang kota dan intelijen. pendidikan ini berkisar antara 8 bulan. instruktur langsung oleh kopassus. Sekitar tahun 78, batalyon infanteri berkualifikasi Raider dibubarkan. Dan Pelatihan Raider tidak digunakan lagi. Sebagian pelajaran pelatihan Raider digunakan dalam latihan yudha wastu pramuka (tahap II) bagi calon prajurit Infanteri.

Raider hidup lagi berkat gagasan KSAD Jend. Ryamizad. Beliau menilai keahlian Raider sebenarnya sangat penting dan efisien untk operasi militer. Walaupn Ryamizard tidak pernah merasakan latihan Raider murni (yang berpindah pindah itu....) tapi dia paham akan pentingnya kualifikasi raider. Maka Ryamizard mengutus KOPASSUS untk mendidik instruktur2 Raider yang berasal dari batalyon2 infanteri (non linud) serta DEPO DODIKLATPUR. untk mempelajari sama persis dengan pelajaran Raider dulu dengan modifikasi sesuai keperluan + operasi mobil udara. Lama pendidikan Raider baru ini bagi 10 batalyon pertama adalah 6 bulan. 20 yang terbaik setiap angkatan dididik lagi di pusdikpassus untuk mendalami ilmu anti teror. Pendidikan Raider berlangsung di DEPO PENDIDIKAN LATIHAN PERTEMPURAN di tiap KODAM dan PUSDIK INFANTERI CIPATAT. Pendidikan berakhir dengan pembaretan hijau tua (khas raider) wing MOBUD dan brevet raider.

KORPASKHASAU

Paskhas adalah gabungan dari 3 pasukan AU yang ada : PPP, PGT dan PSU.

Paskhas adalah salah satu pasukan khusus berkualifikasi KOMANDO selain KOPASSUS yang berada dalam lingkungan AU. Dan ditilik dari kompleks penugasannya seharusnya paskhas adalah satu satunya pasukan elit AU yang berkualifikasi terlengkap bahkan secara hirarki Paskhas berada diatas US SPECIAL TACTICS dan PVO (Rusia)

Dulunya Paskhas bernama KOPASGAT alias KOMANDO PASUKAN GERAK TJEPAT. Nah saat menggunakan nama ini...nama paskhas melambung bro......tetapi kenapa ya kok diganti?..ada embel2 "Khas" segala....jadi kayak nggak menyiratkan pasukan khusus.

Menjadi prajurit Paskhas sebenarnya mempunyai kebanggaan tersendiri. Gimana ngga?....di AD saja banyak prajurit yang susah sekali alias gagal menjadi pasukan komando / kopassus walau sudah ikut tes berkali kali...sampai stress.... tapi di AU mungkin untuk menjadi prajurit paskhas yang kualifikasinya KOMANDO bisa dibilang agak mudah daripada di AD.

Di AU begitu lulus pendidikan dasar apabila kecabangan paskhas sedang merekrut anggota, maka si prajurit muda udah bisa langsung ikut pendidikan komando setingkat Kopassus. Kenapa bisa gitu?...karena paskhas merupakan korps kecabangan. Walaupun sederajat dengan Kopassus namun berbeda hirarki. Berbeda dengan Kopassus yang mengharuskan si calon telah menempuh pendidikan kecabangan khususnya Infanteri terlebih dahulu sebelum menjalani Pendidikan Komando. Hal ini dimungkinkan karena pada tahapan Komando semua materi tidak diulang dari dasar. Efeknya bisa dirasakan ketika si prajurit mulai berdinas. Pendidikan lanjutan (tingkat master) untuk prajurit paskhas memakan waktu "lebih lama" dari prajurit kopassus.

Sekarang apa yang telah yang telah uzur pada paskhas telah diganti secara bertahap.

mulai dari senapan serbu, pistol, gears, PDL sus, dll. Bahkan paskhas mengembangkan sebuah detasemen gultor setingkat SAT 81 Gultor Kopassus yang dinamakan Bravo. Terdiri dari 5 tim yaitu Tim alfa 1 s/d 3 dengan spesialisasi : perang kota, perang hutan dan anti teror aspek udara (walaupun juga 3 media). Tim bantuan mekanik untuk merawat peralatan tempur dan Tim bantuan tempur. Disini ada pelatih, spesialis demolisi, terjun bebas, pasukan katak dan ahli bahasa.

7 Bulan dibutuhkan untuk membentuk seorang prajurit muda menjadi prajurit baret jingga sejati. Semua materi dari peperangan darat, pertahanan pangkalan, Arhanud ringan, terjun payung tempur dan menyelam tempur diberikan oleh para pelatih ahli baik dari intern paskhas maupun dari saudara tuanya dari kopassus dan kopaska

Thanks to:
Den Bravo 91, Den Jaka, Sat Gultor, etc

No comments:

Post a Comment