Thursday, June 12, 2008

Dinosaurus Raksasa dari Patagonia

RIO DEJANEIRO – Ahli Paleontologi Argentina dan Brasil pada awal pekan ini mengumumkan telah menemukan fosil lengkap dinosaurus raksasa. Menurut mereka ini merupakan spesies baru dino yang menjelajahi bumi yang saat ini merupakan wilayah Patagonia, Brasil pada 80 juta tahun yang lalu.

Binatang herbivora Futalognkosaurus dukei yang hidup secara eksklusif di Patagonia ini memiliki ukuran panjang sekira 105 – 112 kaki (sekira 34 meter) mulai dari kepala hingga ekor, panjang leher 17 meter, ekor 15 meter dan memiliki tinggi seperti gedung lantai 4 dan berat 70 ton. Ini merupakan satu dari tiga besar dinosaurus terbesar yang belum pernah ditemukan di dunia.

“Ini merupakan spesies baru, dan kelompok baru,” kata Ahli Paleontologi Argentina, Juan Porfitri. Poin dari penemuan ini, kata dia, adalah sisilah baru dari titanosaurus, yang secara istimewa berleher besar dengan salah satu tulang lehernya sepanjang 1 meter dan kerangka tulang belakangnya yang seberat 8 ton. “Diameter lehernya sangat lebar, kuat dan luar biasa besar,” katanya.

Sisa fosil dari ekosistem yang sama pada zaman akhir Cretaceous ini, ditemukan satu wilayah dengan daun yang masih terawetkan dengan baik dan ikan pada area 400 meter persegi pada Februari tahun 2000 lalu. Deskripsi dari temuan-temuan ini dipublikasikan dalam isu terakhir sejarah the Brazilian Academy of Sciences.

Nama futalognkosaurus dukei diperoleh dari bahasa asli mapuche yang berarti kepala kadal raksasa dan nama perusahaan energi Amerika Duke Energy Corp, yang mana telah berperan besar dalam pembiayaan penggalian di sekitar danau Barreales, 90 Km (56 mil) utara Neuquen, Argentina. Dinyatakan bahwa 70 persen fosil telah terawat dengan baik, di mana dibandingkan hanya 10 persen untuk dinosaurus raksasa lainnya yang pernah ditemukan di dunia.

“Itu merupakan dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan, dan paling lengkap fosilnya untuk seekor dino raksasa. Kami telah mendapatkan fosil semua tulang belakang, pertama untuk leher, pertama untuk ekor, yang mungkin akan menjadi bekal bagi kita untuk mengevaluasi kembali dinosaurus yang lainnya. Kerangka yang ditemukan di Patagonia ini muncul merepresentasikan pada spesies yang tidak diketahui sebelumnya karena struktur lehernya yang unik,” kata Peneliti Museum Nasional, Alexander Kellner di Rio De Janeiro.

Jet Wilson dari Universitas Michigan juga sepakat bahwa penemuan ini memang luar biasa. Tiap bagian kerangka memang berukuran besar. Hal itu menunjukkan bahwa batasan yang lebih tinggi tentang ukuran dinosaurus.

Meskipun ada beberapa dinosaurus lainnya yang juga berukuran besar, namun Dukei ini memang yang terbesar. Dua kerangka dinosaurus besar lainnya juga ditemukan di Patagonia, yakni yang masuk silsilah Argentinosaurus panjangnya sekira 35 meter dan Puertasaurus Reuli panjangnya 35-40 meter.

Dunia yang Hilang

Dinosaurus merupakan bagian dari serial penemuan di wilayah Brasil ini, di mana fosil pertama ditemukan pada 2000. Bagi para peneliti dengan menemukan daun dan ikan pada wilayah di mana fosil sang dino ditemukan, hal itu nampak seperti dunia yang hilang. “Akumulasi fosil ikan dan daun di sekitar dinosaurus ditemukan, ini fantastik. Daun dan dinosaurus bersama itu jarang sekali ditemukan. Ini seperti sebuah dunia yang hilang,” katanya.

Dia merujuk pada hikayat klasik tentang dunia yang hilang (The Lost World) buah karya Arthur Conan Doyle, yang mengisahkan bagian terpencil di Amerika Selatan di mana ekspedisi ilmiah menemukan dinosaurus masih berkelana di sebuah wilayah yang terisolasi.

Direktur Pusat Paleontologi Universitas Nasional Comahue Argentina, Jorge Calvo menyatakan bahwa fosil Si Dini dari Patagonia itu memang kenyataannya ditemukan pada area terbatas 0,5 meter (1,5 kaki) lapisan batu sehingga muncul kesimpulan bahwa semua binatang itu hidup pada periode yang sama. Bahkan dinyatakan, lebih dari 1.000 fosil binatang yang lainnya ditemukan di dekat wilayah tersebut. Selain ikan, ahli paleontologi juga menemukan fosil kerang-kerangan, setidaknya dua tipe fosil seperti buaya, beberapa dinosaurus, termasuk tesaurus terbang dan hewan karnivora megaraptor dengan kuku sepanjang 40 Cm (16 Inch) serta 300 fosil gigi.

Sementara fosil daun dari tanaman yang ditemukan menunjukkan keunggulan tanaman yang sedang berbunga pada waktu itu. Peneliti menjelaskan setidaknya ditemukan 240 fosil tanaman telah ditemukan sejak situs itu ditemukan pada tahun 2000.

Beberapa daun memang merupakan bagian dari makanan titanosaurus dan spesimen lainnya yang ditemukan di sana. Para peneliti menyatakan, inti dari penemuan ekosistem fosil ini adalah pada waktu itu iklim lembah Patagonia mulai menghangat, yang juga memiliki hutan pada waktu periode akhir Cretaceous. Namun saat ini area tersebut telah menjadi padang rumput yang gundul.

Para peneliti juga percaya bahwa bangkai dinosaurus raksasa ini, tewas karena sebab yang hingga saat ini masih belum diketahui. Bisa jadi dagingnya disantap oleh predator, yang kemudian rusak dan dihanyutkan oleh aliran sungai, di mana itu menciptakan halangan, secara terakumulasi tulangnya, duri ikan, dan daun terstruktur selama bertahun hingga menjadi fosil. Sebuah fosil karnivora theropod Megaraptor ditemukan lengkap dengan lengan dan kuku berbentuk sabit. Sebelumnya, pecahan tulang telah diinterpretasikan sebagai kaki.

Proyek penelitian gabungan antara Argentina dan Brasil ini juga dilakukan di Mato Grosso, Brasil, di mana Kellner menyatakan bahwa penemuan penting telah dibuat pada hari kemudian. Wilayah padang gurun seperti Argentina memang merupakan tempat pengawetan paling bagus untuk fosil, di mana akan lebih sulit ditemukan pada tanah yang lebih basah di Brasil.

No comments:

Post a Comment