Wednesday, March 23, 2011

Penyedap Masakan yang Aman Dikonsumsi

Selama ini mungkin Anda ragu untuk menambahkan monosodium glutamate (MSG) untuk membuat gurih masakan. Jangan khawatir, dalam takaran yang wajar, penyedap rasa ini aman untuk kesehatan.

Penyedap rasa yang mengandung monosodium glutamate (MSG) dikenal ampuh sebagai senjata pamungkas untuk membuat hidangan lebih lezat. Tapi banyak yang masih mempertanyakan soal efek glutamate terhadap kesehatan. Karena selama ini muncul asumsi bahwa MSG membahayakan kesehatan.

Menjawab soal keamanan MSG, Prof Dr Ir H Hardinsyah MS, pakar nutrisi dari Institut Pertanian Bogor memastikan bahwa masyarakat tak perlu takut menggunakan MSG sebagai penyedap masakan.

Berdasarkan penelitian dan pengujian, produk ini terbukti aman dikonsumsi. Untuk membuat MSG di Indonesia, diperlukan glukosa yang diambil dari tetes tebu ataupun tapioca yang diproses secara fermentasi. MSG yang merupakan singkatan dari Mono Sodium Glutamat dibuat pertama kali di Jepang pada tahun 1909.

Perusahaan pertama yang memproduksi secara massal adalah Ajinomoto. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masakan dari masyarakat yang terus meningkat, kemudian muncullah merk-merk dagang MSG lainnya.

MSG berawal dari penelitian Prof Kikunae Ikeda (1908) yang menemukan bahwa Glutamat merupakan sumber rasa gurih (dalam bahasa jepang disebut umami). Dia berhasil mengisolasi glutamat dari kaldu rumput laut (Kombu).

Setahun kemudian Saburosuke Suzuki mengkomersialkan glutamat yang diisolasi oleh Ikeda. MSG tersusun atas 78 persen Glutamat, 12 persen Natrium, dan 10 persen air. Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan MSG sanggup memberikan rasa gurih.

Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam amino non esensial penyusun protein yang terdapat juga dalam bahan makanan lain seperti daging, susu, keju, tomat, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung glutamat.

Glutamat dari MSG maupun dari bahan lainnya dapat dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan sebagian besar digunakan sebagai sumber energi usus halus. Fakta bahwa MSG aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan sayangnya tidak diketahui oleh banyak masyarakat.

Badan-badan kesehatan dunia saat ini seperti Gabungan FAO/WHO bidang bahan pangan (JEFCA), Komunitas Kesehatan Eropa, United State Food and Drug Association (US FDA) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) pun mengamini hal tersebut, karena menyatakan aspek keamanan nya dan memberikan batas asupan harian dalam penggunaan MSG secukupnya.

Tidak ada penetapan angka dalam penggunaanya. Hal ini karena batasan itu sudah ditentukan dengan sendirinya oleh lidah kita yang dapat merasakan kecukupan rasa gurih yang diinginkan.

Di Amerika, pengunaan MSG dimasukan dalam kategori GRAS (Generally Recognized as Safe) sama seperti penggunaan garam, cuka dan soda kue dalam makanan kita. Penilitian terbaru bahkan membuktikan penggunaan MSG dalam makanan dapat mengurangi konsumsi garam dapur 20-40 persen dengan tetap mempertahankan rasa enak dan lezat makanan tersebut.

Hal ini dapat membantu mereka-mereka yang harus berdiet rendah garam untuk mengurangi risiko hipertensi dan jantung dengan tetap memberikan rasa yang enak dan nutrisi yang baik dalam masakan tersebut.

www.forum-buku.blogspot.com

No comments:

Post a Comment