Ada individu yang mengalami Near-Death Experience (NDE) atau pengalaman hampir mati. Penelitian di jurnal Critical Care mengungkap fenomena NDE.
Studi yang dilakukan peneliti Slovenian memeriksa 52 pasien serangan jantung di tiga rumah sakit besar.
Di antara mereka, 11 orang dilaporkan mendapatkan NDE, seperti gerakan menuju cahaya terang, perasaan aman dan suka cita, serta menemukan pengalaman spiritual selama serangan jantung tersebut.
Penelitian ini menunjukkan antara 10% sampai 25% pasien serangan jantung melaporkan mengalami NDE.
Persisnya mengapa terjadi seperti itu masih menjadi pertanyaan. Namun studi terbaru itu memberikan semacam petunjuk, hubungan antara kekurangan oksigen di otak dengan pengalaman menjelang kematian.
Peneliti asal Inggris Dr Susan Blackmore, pengarang dari"Dying to Live: Near-Death Experiences" membuat catatan banyak NDE (di mana memiliki uforia dan perasaan menuju cahaya terang) nyatanya memiliki gejala khas yaitu kekurangan oksigen.
Serangan jantung menyebabkan penyaluran darah terhenti, otak menjadi kekurangan oksigen dan jumlah karbon dioksida meningkat. Padahal karbon dioksida adalah racun.
Tidak hanya gejala anoxia (kekurangan oksigen) memiliki gejala yang sangat mirip dengan NDE, tapi pasien dengan konsetrasi karbon dioksida tinggi di darah juga melaporkan lebih banyak NDE.
Untuk mengatasi serangan jantung, pemberian endorphin sebagai pembunuh rasa sakit menciptakan halusinasi dan perasaan gembira.
Beberapa obat-obatan juga ditemukan menyebabkan mendekati kematian atau pengalaman seperti keluar dari raga, termasuk ketamine (obat halusinogen seperti PCP, yang banyak digunakan untuk anestesi).
Banyak yang percaya pengalaman mendekati kematian ini menunjukkan kehidupan setelah kematian. Tapi fakta juga menampilkan bahwa hal ini dapat merupakan dampak alami dari obat-obatan dan bukan pengalaman supranatural.
Sumber : Inilah.com
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment