1. Umur Ibu
Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya, salah satunya hamil sebelum berumur 20 tahun atau setelah 35 tahun. Anemia pada wanita akan lebih diperberat bila hamil pada usia < 20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang dikandungnya. (Depkes, 2003 : 2).
2. Umur kehamilan
Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya. Selama masih mempunyai cukup persediaan besi, Hemoglobin (Hb) tidak akan turun dan bila persediaan itu habis Hemoglobin (Hb) akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan pada waktu janin membutuhkan zat besi.
Dalam kehamilan darah bertambah banyak, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Tjiong dalam penelitiannya menemukan kadar Hb, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiga-tiganya turun selama kehamilan sampai 7 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat, dan ketika 40 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira 12,3 gr/ml dalam trimester I, 11,3 gr/ml dalam trimester II dan 10,8 gr/10 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan pengenceran darah menjadi nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Prawirohardjo, S. 2002 : 449).
3. Paritas
Dalam kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel darah merah janin serta plasenta. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya, maka makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan makin menjadi anemis (Manuaba, IB. 1998 : 30).
4. Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia
Antenatal care adalah pelayanan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 2 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.
Dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) kejadian anemia dapat diditeksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.
5. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini terjadi dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemulihan membutuhkan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya, salah satunya hamil sebelum berumur 20 tahun atau setelah 35 tahun. Anemia pada wanita akan lebih diperberat bila hamil pada usia < 20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang dikandungnya. (Depkes, 2003 : 2).
2. Umur kehamilan
Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya. Selama masih mempunyai cukup persediaan besi, Hemoglobin (Hb) tidak akan turun dan bila persediaan itu habis Hemoglobin (Hb) akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan pada waktu janin membutuhkan zat besi.
Dalam kehamilan darah bertambah banyak, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Tjiong dalam penelitiannya menemukan kadar Hb, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiga-tiganya turun selama kehamilan sampai 7 hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat, dan ketika 40 hari postpartum mencapai angka yang kira-kira 12,3 gr/ml dalam trimester I, 11,3 gr/ml dalam trimester II dan 10,8 gr/10 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan pengenceran darah menjadi nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Prawirohardjo, S. 2002 : 449).
3. Paritas
Dalam kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel darah merah janin serta plasenta. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya, maka makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan makin menjadi anemis (Manuaba, IB. 1998 : 30).
4. Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia
Antenatal care adalah pelayanan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 2 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.
Dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) kejadian anemia dapat diditeksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.
5. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini terjadi dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemulihan membutuhkan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
No comments:
Post a Comment