Tuesday, May 8, 2012

Tips untuk otak yang sering "BLANK"


Dimana saya menaruh ponsel saya tadi? Mau apa saya tadi ke ruangan ini? Pasti Anda pernah merasa begitu blank, sehingga tidak mampu mengingat sedikit pun apa yang harus Anda lakukan saat ini. Padahal, beberapa detik sebelumnya Anda masih mengingatnya.
Untungnya, otak yang blank bukan menandakan Anda sudah pikun, atau mengaitkannya dengan faktor “U” (yang kemudian bikin Anda minder).
“Lupa dengan hal-hal seperti ini merupakan tanda betapa sibuknya kita,” ujar Zaldy S. Tan, MD, direktur Memory Disorders Clinic di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston. “Ketika kita tidak memusatkan perhatian dengan baik, memori yang kita bentuk tidak cukup kuat, dan kita pun jadi kesulitan mengungkap informasi itu lagi.”
Memori itu biasanya akan muncul kembali perlahan-lahan. Tetapi, ketika Anda sebenarnya sedang sangat membutuhkannya, hal ini memang membuat Anda frustrasi. Kunci untuk mengingatnya adalah dengan membentuk otak Anda, demikian menurut Harry Lorayne, penulis buku Ageless Memory: Simple Secrets for Keeping Your Brain Young.
“Kita biasa melatih tubuh kita. Tapi apa gunanya tubuh yang sehat jika Anda tidak memiliki kemampuan mental untuk menjalankannya?” katanya.
Tindakan paling mudah untuk mengingat sesuatu adalah dengan mencatatnya, atau menyusun daftar tugas di ponsel. Namun ketika Anda tidak dapat mengakses semua catatan tersebut, atau jika Anda ingin menguatkan fungsi otak, para pakar di atas menyarankan suatu strategi untuk membantu Anda selalu mengingat dengan baik. Ingat, biasakan melakukan hal ini sebelum Anda lupa sesuatu!
“Siapa ya, nama orang ini?”
* Sebut terus namanya
. Ketika Anda diperkenalkan dengan seseorang, dengarkan betul namanya. Seringkali kita hanya menganggukkan kepala bila orang tersebut menyebutkan namanya, padahal sebenarnya kita tidak mendengarnya. Bila kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakannya lagi. Kemudian, perjelas ejaan namanya. Misalnya, “Vanda itu dengan F atau V?” Anda juga bisa menambahkan, “Oh, sepupuku juga ada yang namanya Vanda.” Sebut namanya setiap kali Anda berbicara, hingga Anda berpisah.
* Berbasa-basilah. Lakukan hal ini dengan beberapa trik. Sambil menanyakan namanya, mintalah kartu namanya. Setelah Anda meninggalkannya, tuliskan ciri-ciri orang tersebut di balik kartu nama (misalnya, berkacamata, rambut ikal, kulit gelap, dan lain sebagainya).
“Aduh, dimana saya menaruh kacamata tadi, ya?”
* Ucapkan saat Anda meletakkannya. Pusatkan perhatian pada apa yang sedang Anda lakukan, ketika Anda menaruh kacamata di meja. Atau, ingatkan diri Anda, “Saya menyimpan kunci laci di saku jaket saya.” Dengan demikian Anda memiliki ingatan yang jelas saat melakukannya.
Jadikan kebiasaan. Letakkan kotak atau keranjang kecil di sisi meja. Biasakan diri Anda untuk meletakkan semua benda -kunci, kacamata, ponsel, atau apa pun yang Anda gunakan setiap saat- di keranjang itu.
Apa lagi yang harus saya lakukan hari ini?”
* Mulailah suatu ritual. Jika Anda harus melakukan suatu tugas (misalnya minum obat, atau memesan taksi untuk mengantar ke suatu tempat), ciptakan pengingat yang tidak biasa. Hanya dengan meletakkan obat di atas meja kerja, belum tentu Anda akan langsung ingat untuk meminumnya. Ambil juga segelas jus jambu yang biasanya tidak Anda sukai, atau CD band yang tidak Anda kenal, lalu taruh di dekat obat tersebut. Ketika Anda melihat benda-benda “asing” tersebut, Anda akan segera melihat apa yang seharusnya Anda lakukan (yaitu minum obat), demikian menurut Carol Vorderman, penulis Super Brain: 101 Easy Ways to a More Agile Mind.
Gawat, password saya apa, ya?”
* Bayangkan bentuk-bentuk nomor. Berikan bentuk pada setiap nomor. Misalnya, 0 terlihat seperti bola atau cincin; 1 adalah pensil, 2 adalah angsa, 3 seperti borgol terbuka, 4 seperti perahu layar, 5 adalah perempuan hamil, 6 tampak seperti pipa, 7 mirip bumerang, 8 adalah manusia salju, dan 9 adalah raket tenis. Untuk mengingat nomor PIN ATM Anda (misalnya 4298), bayangkan diri Anda berada di perahu layar (4), ketika seekor angsa (2) mencoba menyerang Anda. Anda memukulnya dengan raket tenis (9), lalu angsa itu berubah menjadi manusia salju (8). Nah, bisakah gambaran itu terlupakan?
Buat rhytme. Pikirkan kata-kata yang berirama dengan angka 1 sampai 9 (misalnya, batu untuk 1, iga untuk 3, dan seterusnya). Kemudian ciptakan sebuah cerita menggunakan kata-kata dengan rima tersebut.
Aduh… apa ya, namanya? Kata itu sudah di ujung lidah saya!”
* Berlatihlah mengucapkan urutan huruf. Misalnya Anda tidak dapat mengingat judul sebuah film. Ucapkan huruf-huruf (di dalam hati). Ketika Anda sampai pada huruf R, misalnya, hal itu akan memicu nama yang sebelumnya sempat muncul sekelebatan dalam kepada: Ratatouille. Trik ini berhasil ketika Anda sedang menjalani ujian yang membuat Anda harus menyebutkan sesuatu kata atau nama.
Mengapa saya jadi sulit menghafal sesuatu lagi?”
* Baca, ketik, ucapkan, dan dengarkan. Itu saja resepnya. Untuk menghafal pidato, atau bahan presentasi, baca catatan Anda, kemudian ketik kembali di komputer. Setelah itu, baca keras-keras dan rekamlah. Dengarkan rekaman tersebut beberapa kali. Selagi Anda berusaha menghafal, ingatlah untuk mematikan TV, pemutar musik, dan komputer. Dengan demikian Anda bisa lebih berkonsentrasi.
Gunakan warna. Beri highlight pada catatan Anda dengan menggunakan spidol berwarna, dengan judul atau subjudul yang dibuat lebih tebal. Akan lebih mudah mengingat tulisan berwarna merah daripada hitam, bukan?






source

No comments:

Post a Comment