Seorang pemecah batu karang mengeluhkan keberadaaan dirinya. "Ah, Tuhan tidak adil. Setiap bekerja aku pasti kepanasan. Betapa enaknya menjadi Matahari. la tidak bersusah payah seperti aku. Jika Tuhan adil, aku ingin menjadi Matahari."
Tuhan mengabulkan permintaan pemecah batu.
... Dalam waktu sekejap ia berubah menjadi Matahari. Betapa bangganya ia. Dengan sekuat tenaga, ia menyinarkan cahayanya ke seluruh Bumi hingga manusia menjadi kegerahan. Tetapi, tiba-tiba awan hitam menutup sinarnya. Cahaya yang kuat tak mampu menebusnya. "Ah, Tuhan tidak adil. Ternyata ada yang lebih kuat dari aku. Jika Tuhan adil, aku ingin menjadi awan hitam."
Tuhan mengabulkan permintaan Matahari. Dalam sekejap, ia berubah menjadi awan hitam. Dengan congkaknya, sang awan berkeliling dunia dan menggelapkan isinya. Di tengah rasa bangganya, tiba-tiba bertiuplah angin dengan sangat kencang hingga awan hitam itu tercerai berai. Sang awan menjadi marah. "Tuhan, Engkau sungguh tidak adil. Ternyata angin dapat mengalahkanku. Kalau begitu, jadikan aku sebagai angin."
Dalam sekejap awan berubah menjadi angin. Dengan kekuatan ia bertiup kencang sehingga banyak rumah dan pohon yang roboh. la merasa menjadi yang paling hebat hingga akhirnya ia menghantam batu karang. Tetapi batu karang itu tetap tegak berdiri tidak goyah. Berkali-kali ia menghantam batu karang. Tetapi, jangankan hancur, beranjak sedikitpun tidak. Angin menjadi jengkel. " Tuhan jadikanlah aku batu karang agar aku dapat menahan angin."
Tuhan sekali lagi mengabulkan permintaannya. Batu karang itu yakin bahwa tidak ada yang dapat mengalahkannya. Sampai suatu hari, ada seorang laki-laki tua dengan bertelanjang dada membawa alat pemecah batu. Sedikit demi sedikit, laki-laki itu memecahkan batu karang hingga menjadi batu-batu kecil. Batu karang menjadi sadar bahwa ia harus kembali menjadi pemecah batu karang. Tuhan memberi pelajaran kepada orang yang tidak pernah puas dan senang membandingkan dirinya dengan orang lain.source : kisahmotivasihidup.blogspot.com
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment