Waktu itu saya pernah di tanya oleh adik tingkat saya yang baru saja masuk di Universitas saya. Dia bertanya, "Kak, prospek kerja jurusan kita apa ya?". Saya dengan gampang menjawab "saya tidak tahu". Jujur saja, saya kuliah bukan karena ingin mencari kerja, atau sengaja mengambil jurusan saya saat ini sebagai batu loncatan saya dalam mencari kerja. Saya kuliah karena saya ingin kuliah. Hanya ingin mencari pengalaman.
Banyak orang beranggapan bahwa kuliah itu semacam alat untuk mempermudah mereka dalam mencari pekerjaan, agar mereka bisa mengalahkan mereka yang tidak kuliah. Hal semacam itu memang tidak dapat disalahkan. Karena memang banyak perusahaan saat ini menggunakan standar pendidikan, yang bahkan minimal S1. Tentu saja orang berbondong-bondong untuk kuliah karena mengejar pekerjaan, karena takut tidak bisa bersaing dengan mereka yang telah berpendidikan lebih tinggi.
Pada akhirnya pendidikan hanya sebagai alat untuk mempermudah mereka saja, tanpa memahami makna dan manfaat sebenarnya dari pendidikan tersebut. Padahal pada zaman dahulu, saat pendidikan sangat susah untuk diperoleh, pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu. Orang-orang berusaha untuk mendapatkan pendidikan agar tidak tertinggal, dari mereka yang telah mendahului mereka dalam mendapatkan pendidikan.
Contohnya saja, para nenek moyang kita, pada saat zaman penjajahan Belanda, berjuang dengan susah payah untuk bisa bersekolah di sekolah-sekolah para kolonial Belanda. Mereka tidak dituntut untuk mendapatkan pendidikan agar dapat bekerja. Tapi sebagian besar dari mereka mencari pendidikan untuk sekedar memuaskan rasa ingin tahu. Memang pada saat itu belum ada standar minimum pendidikan untuk melamar pekerjaan. Namun tetap saja, mereka kan belajar atas kemauan mereka sendiri, tanpa ada tuntutan apapun.
Saya secara pribadi pun menempuh pendidikan saya sampai saat ini hanya karena "rasa ingin tahu" saya yang begitu besar. Saya hanya belajar karena saya ingin tahu. Apapun itu. Saya bahkan tidak pernah memikirkan kemana saya nanti akan bekerja (mohon jangan ditiru). Saya hanya memikirkan sejauh mana pendidikan tersebut dapat memuaskan rasa ingin tahu saya.
Kalau ditanya mengapa saya mengambil jurusan saya saat ini (yaitu Sosiologi), jawabnya "Saya Tidak Tahu". Saya hanya sekedar ingin mencari pengalaman, mendapatkan pendidikan, mendapatkan teman, membentuk kepribadian, hidup mandiri, dan lain-lain, yang meurut saya itu lebih penting dari pada merisaukan kemana, atau seperti apa, pekerjaan yang akan kita dapat dari kuliah tersebut.
Saya yakin, meskipun saya tidak melakukan penelitian secara langsung, 80% mahasiswa saat ini, atau bahkan di Kampus saya, lebih merisaukan ke mana pendidikan mereka itu dapat membantu mereka dalam mendapatkan pekerjaan, daripada merisaukan mampukah saya memiliki pengetahuan lebih banyak lagi.
Orang yang berada di pihak yang menempuh pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan akan membela diri seperti ini, "Kita kan butuh pendidikan minimal S1 untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, agar bisa mendapat penghasilan tetap, dan tentunya akan hidup bahagia dengan kecukupan tersebut, tentu saja pendidikan itu untuk mendapat pekerjaan, jangan munafik-lah". Saya mengakui bahwa pindidikan memang alat untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Namun bukan berarti itulah inti dari manfaat pendidikan. Masih sangat banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pendidikan tersebut, jurusan apapun yang anda ambil.
Pendidikan itu gunanya untuk memberi kita pengetahuan dari apa yang belum kita ketahui, yang menurut saya itu lebih penting dari pada merisaukan nilai yang diperoleh. Saya tidak memaksa anda yang membaca ini untuk mengubah pikiran anda tentang pendidikan. Tapi saya hanya mengingatkan, bahwa
Kalau masalah pekerjaan, itu tergantung dari anda bisa atau tidaknya menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan.Pendidikan itu lebih dari sekedar alat untuk mendapatkan uang, namun lebih dari itu, pendidikan bisa membuka pikiran kita dari ketidak tahuan kita mengenai apapun yang terjadi di dunia ini, agar kita tidak menjadi orang yang buta di tengah keluasan dan ketidak terbatasan pengetahuan di dunia ini.
No comments:
Post a Comment