Oleh sebagian besar orang, lintah sering dianggap sebagai binatang penghisap darah yang menjijikkan. Namun di Nganjuk, Jawa Timur, binatang lintah justru dimanfaatkan sebagai media atau alat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Seperti apa pengobatan alternatif dengan lintah tersebut?
Sudah beberapa tahun ini pengobatan alternatif dengan media lintah dikenalkan oleh Ustad Qomarudin, salah seorang guru di pondok pesantren As-Shidiq, di Desa Selorejo, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Kini, meski Ustad Qomarudin telah tiada, layanan pengobatan lintah tetap dijalankan dan diteruskan oleh Mahrussoleh, putranya yang juga pengajar di Pondok Pesantren As-Shidiq.
Hampir setiap hari, sejumlah orang dengan berbagai keluhan penyakit berdatangan untuk mencoba terapi lintah ini. Mulai dari penyakit yang berat hingga penyakit yang ringan, seperti kencing manis, kolesterol, darah tinggi, asam urat, stroke, sakit kulit, dan masih banyak lagi.
Meski demikian, pasien terapi lintah tak bisa sebanyak terapis dengan media lain, sebab kebanyakan orang memang takut dan jijik dengan binatang yang satu ini.
Cara terapi dengan lintah juga tidak terlalu sulit, yaitu binatang lintah hanya tinggal diletakkan saja pada bagian tubuh yang sakit, seperti di kaki, tangan, perut, leher, dan lainnya.
Lalu, perlahan tapi pasti, lintah akan menggigit kulit dan menyedot darah kotor pada bagian tubuh yang sakit tadi.
Tak hanya sekadar menyedot darah kotor saja, pada saat penyedotan darah berlangsung, lintah juga menyemburkan air liurnya ke dalam tubuh yang sakit.
Nah, air liur lintah itulah yang konon mampu menetralisir penyakit dalam tubuh sehingga darah semula beku berubah menjadi cair atau lancar dan tubuh menjadi segar.
Karena bentuk binatang ini menjijikan, kebanyakan pasien yang datang adalah pasien yang sudah frustasi atau sudah bertahun-tahun berobat ke dokter tapi tak kunjung sembuh.
Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang sudah lumpuh atau kakinya nyaris diamputasi. Karena ketakutan, pasien tersebut nekat datang, dan berobat dengan media lintah ini.
Dan hasilnya, sudah tak terhitung lagi, sangat banyak pasien mengaku kemudian sembuh dengan pengobatan lintah ini.
Salah satunya adalah Rahmat (30), pria asal Kediri sudah 10 tahun menderita sakit eksim pada kakinya. Kesal karena berobat pada dokter tak kunjung sembuh, Rahmat nekat berobat dengan media lintah. Hasilnya, baru dua kali berobat sakit eksim di kakinya langsung sembuh total.
"Bagi yang belum pernah mencobanya, berobat dengan media lintah memang terasa jijik dan menakutkan," kata salah seorang pasien, Rahmat.
"Namun setelah dicoba, ternyata tidak seperti yang kita bayangkan, bahkan rasa sakitnya pun konon hanya seperti digigit semut saja,"
Mahrussoleh, sang terapis lintah menuturkan, bahwa lintah yang dipakai untuk terapi ini bukan lintah yang didapatkan di sekitar rumahnya dengan sembarangan, namun lintah khusus atau lintah laut yang diperoleh dari Madura.
Masih menurut Mahrussoleh, sarana pengobatan dengan lintah sebenarnya bukan merupakan temuan atau hal baru.
Sebab tingginya manfaat binatang lintah untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sudah banyak tertulis dan dibahas dalam kitab-kitab kuning yang banyak diajarkan di berbagai pesantren.
Bahkan konon, lintah sudah dikenal sebagai binatang yang bermanfaat untuk media pengobatan sejak zaman Nabi Ayub ribuan tahun silam.
Lamanya proses pengobatan tiap pasein berbeda-beda, tergantung banyaknya darah yang harus disedot oleh lintah. Saat darah kotornya habis, lintah akan lepas dengan sendirinya.
"Anda tertarik untuk mencoba berobat dengan media lintah ini? Tak perlu ragu, karena dijamin Anda tidak akan dikenakan biaya tinggi alias seikhlasnya,"
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment