Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi (74) membuat sensasi. Bagaimana tidak, baru-baru ini ia mengumumkan tengah menjalin asmara dengan Karima El Mahroug (17). Rupanya, Berlusconi sengaja melontarkan pernyataan tersebut untuk membantah tudingan jika dirinya menggunakan jasa pelacur.
Masalah ini mencuat di media setelah pesta pribadi yang digelar di kediaman Presiden AC Milan itu. Rumor beredar, pesta itu diduga melibatkan aktfitas seksual. Namun, hal itu ditepis El Mahroug dalam sebuah wawancara. Ia membantah memberikan pelayanan seks. Tetapi, gadis cantik itu mengakui menerima bantuan uang sebesar 7.000 euro dari sang Perdana Menteri.
Kejadian sebelumnya, Perdana Menteri Italia itu diperiksa aparat dengan tuduhan berhubungan seks dengan pelacur bawah umur, Karima El Mahroug. Ruby sang Pencuri Hati, panggilan perempuan itu, baru berusia 17 tahun saat Sang Perdana Menteri mengajaknya ke pesta seks di mansion di Arcore, dekat Milan, antara Februari dan Mei tahun lalu.
Seperti dilaporkan Harian Inggris Telegraph, Sabtu (15/1), hukum Italia menentukan 14 tahun ke atas sebagai golongan dewasa. Namun membayar pelacur di bawah 18 tahun merupakan tindak pidana.
Skandal bertajuk "Rubygate" ini merebak dari razia polisi Oktober lalu. Mereka menemukan foto dan video Tuan Berlusconi dalam sebuah pesta. Polisi juga memeriksa Nicole Minetti, 25 tahun, mantan model dan penari bugil yang banting stir jadi politisi, dengan dugaan pemasok pelacur.
El Mahroug, 18 tahun, adalah perempuan kelahiran Maroko yang mahir tari perut. Dia memiliki kulit sawo matang, mata dan rambut cokelat. Kepada polisi, dia menolak tuduhan berhubungan seks dengan taipan berusia 74 itu. Namun dia menerima perhiasan dan uang tunai setara Rp 87,5 juta usai pesta seks yang bersandi "bunga-bunga" itu.
Daniele Capezzone, juru bicara partai yang dipimpin Berlusconi, mengatakan tuduhan ini merupakan senjata usang untuk merusak reputasi perdana menteri. Menurut dia, pemeriksaan telah mengganggu kehidupan pribadi perdana menteri dan tidak berhubungan dengan negara. "Sekali lagi, rakyat Italia bisa memilih untuk marah atau menguap karena mengantuk," ujarnya.
Sumber : Forum.vivanews.com
No comments:
Post a Comment