Dia adalah Ibnu Muhammad Al Hafizh seorang alim, pakar hadits terkemuka, Abu Mas’ud Al Ashbahani.
Dia dilahirkan pada tahun 397 H.
As-Sam’ani berkata, “Dia memiliki pengetahuan tentang hadits, menghimpunnya ke dalam beberapa bab, menulis beberapa buku dan men-takhrij dua kitab shahih (Ash-Shahihain). Aku betanya kepada Abu Sa’ad Al Baghdadi tentang Sulaiman, kemudian ia berkata, “Dia tidak memiliki cela, banyak bepergian, menghimpun dan memperbanyak koleksi hadits. Pada suatu hari Sulaiman membacakan hadits kepada kami, tiba-tiba seseorang bertanya.” Sulaiman berkata, “Seburuk-buruk orang bertanya adalah orang yang mempertanyakan orang para pakar.” Aku bertanya kepada Ismail Al Hafizh tentang Sulaiman, dia berkata, “Dia mencapai derajat hafizh dan bapaknya juga hafizh.”
Yahya bin Mandah berkata, “Meriwayatkan dari Sulaiman termasuk diperhitungkan. Aku mendengar dari para ulama yang tsiqah bahwa ia mempunyai kakak bernama Ismail. Dia menyisihkan nama adiknya dan menetapkan namanya sendiri. Dia adalah syaikh yang tamak, tidak wara’, sering salah bicara dan tidak beradab.”
Sulaiman wafat pada tahun 486 Hijriyyah pada usia 90 tahun kurang beberapa bulan.
Hendaknya kita tidak berpegang pada pendapat Yahya. Antara keluarga Mandah dan para sahabat Abu Nu’aim terdapat banyak permusuhan.------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.comsource : cara-global.blogspot.com
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment