Dalam industri mode, warna memegang peranan yang sangat penting. Pasalnya, warna merupakan unsur yang pertama terlihat, juga yang paling lama dan mudah diingat.
Color & Image Consultant Irma Hadisurya mengatakan, dalam bisnis dan industri, warna sering disebut sebagai “the silent sale person” atau elemen yang bisa menjual tanpa perlu payah berusaha. Lebih lanjut, Irma juga menjelaskan bahwa warna adalah unsur utama dalam dunia desain, termasuk mode, interior, dekorasi, juga industri lainnya.
Karenanya, dibutuhkan sebuah pakem yang menentukan warna mana yang cocok untuk suatu waktu tertentu atau mampu menggugah emosi dan suasana hati.Selain itu, hasil riset menunjukkan bahwa sekitar 65 persen keputusan belanja konsumen dipengaruhi oleh warna dan kemasan.
Warna mampu menciptakan kesan, menyampaikan pesan, bahkan menggugah ingatan. Karenanya, dalam dunia desain warna tidak statis, melainkan dinamis, cenderung bergontaganti. Terkadang, warna-warna tertentu secara serempak membanjiri pasar, dicari, dan dikenakan banyak orang. Selang beberapa waktu kemudian digantikan warna lain. Itulah yang kita sebut tren warna.
Sejak saat itu, bisnis color forecasting berkembang, menjadi bagian tersendiri dari industri mode, sehingga lahirlah “color designers” dan “color forecasters” yang bertugas mengembangkan dan memutuskan arahan warna.
Tren warna sebenarnya lahir dari hasil kesepakatan. Mereka (forecasters dan pelaku mode) menghadiri pertemuan dua kali setahun untuk menentukan tren warna. Mereka mengevaluasi warna-warna “best seller” di pasar dan merencanakan warna-warna yang akan tampil dalam siklus berikutnya.
Adapun untuk tren warna 2010, Irma menyebutkan, hingga akhir tahun warna-warna cerah masih akan menjadi primadona karena dianggap cocok mengatasi situasi global yang tidak menentu.
Warna cerah, seperti kuning, oranye, atau turquoise menggambarkan kemantapan, kehangatan, dan keriangan yang juga menjadi simbolik masa depan.
Dominasi warna cerah di atas catwalk dapat dilihat pada koleksi beberapa desainer Indonesia yang dipamerkan dalam berbagai pertunjukan beberapa bulan terakhir. Sebut saja Stella Rissa, Ian Adrian, dan Ivan Gunawan yang banyak menggunakan warna-warna ceria untuk koleksi mereka.
Warna-warna tersebut memang tidak serta-merta tampil solo, kendati Ian Adrian menggunakan turquoise sebagai palet dominan. Sebaliknya, Stella dan Ivan memainkan warna-warna hangat dengan cutting serta detail, atau juga mengombinasikannya dengan warna lain. Dibanding Ivan, koleksi Stella terkesan lembut kendati menggunakan palet salem, kuning muda atau turquoise yang dipadu hitam.
Sementara Ivan tanpa ragu memadu merah dan kuning, oranye dengan biru, atau ungu terong dengan motif seru. Menurut Ivan, wanita Asia tidak perlu takut menggunakan warna cerah.
Warna cerah bukan hanya milik ketiga desainer tersebut, tapi juga Denny Wirawan yang menyajikan koleksi bernapas etnik dari tenun Sulawesi. Bila Ivan menyajikan ragam nuansa kontras, Denny justru lebih menonjolkan keceriaan warna melalui cutting retro. Begitu juga dengan Malik Moestaram yang bermain warna dalam gaya universal.
Meskipun warna cerah memang menjadi acuan tren warna 2010, tidak semua desainer mengaplikasikan tren tersebut dalam rancangan mereka. David Landart, Color Forecaster & Consultant dari Carlin International mengatakan, tren warna merupakan garis besar yang kerap dijadikan panduan dalam menyesuaikan dengan selera pasar, namun tidak mengikat ataupun mutlak harus diikuti.
Hal ini diamini oleh desainer asal Kota Kembang, Harry Ibrahim. Dia juga menjelaskan, untuk gaya busana tertentu, mungkin warna cerah akan cocok diterapkan, tanpa menutup kemungkinan kombinasi dengan warna lainnya.
“Warna sangat universal dan setiap desainer pasti menyesuaikan warna dengan garis rancangannya. Misalnya desainer yang bermain di garis kasual, warna cerah seperti oranye atau kuning bisa masuk tapi untuk garis tertentu seperti kebaya, harus disesuaikan,” kata desainer yang akrab disapa Ibra ini.
Kendati demikian, Ibra tak menampik bahwa tahun ini nuansa warna yang lebih colorful memang menjadi tren. “Saya rasa memang tahun ini warna cenderung lebih colorful. Sebagai desainer, kita memang harus mengetahui perkembangan tren, tapi untuk aplikasinya kembali lagi ke garis rancangan masing-masing,” pungkasnya.
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment