Sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat menemukan sebuah spesies mamalia berbulu dengan hidung seperti gajah: berbelalai! Badan mirip tikus, namun diketahui kekerabatannya lebih dekat dengan aardvark, sapi laut dan gajah.
Hewan yang kemudian disebut tikus gajah itu ditemukan di dua daerah ketinggian di pegunungan selatan dan tengah Tanzania. Dia dinamakan tikus gajah bukan karena berkerabat dengan gajah tapi karena hidung yang panjang dan fleksibel mereka yang persis seperti gajah.
Namun, seperti halnya tikus, mamalia ini memakan serangga. Ironisnya, penelitian molekuler membuktikan bahwa mereka lebih berkerabat dekat dengan gajah dibanding dengan tikus.
Sejauh ini, sudah terdapat 15 spesies tikus gajah atau disebut juga sengi dalam bahasa Swahili. Sengi yang baru ini pertama tertangkap kamera pada tahun 2005 saat seorang peneliti dari Museum Trento, Italia, Francesco Rovero, menata sebuah kamera otomatis di hutan terpencil Tanzania, pegunungan Udzungwa.
"Ketika saya melihat hasil kamera dan lalu ke foto, saya segera menemukan seekor makhluk mirip tikus gajah yang sangat berbeda dengan spesies yang sudah pernah diketahui sebelumnya. Dan saya sadar telah menemukan sesuatu yang mungkin menantang," ungkap Rovero seperti dilansir Direktur Media Conservation International, Susan Bruce, secara tertulis kepada detikcom, Sabtu (2/2/2008).
Rovero lalu mengirimkan gambar itu ke Galen Rathbun di Akademi Sains California, yang menyatakan hewa berbulu warna-warni itu sebagai spesies baru. Lalu dibiayai berbagai yayasan, satu tim gabungan dari Italia dan Amerika lalu mengadakan perjalanan mencari langsung spesies baru itu.
Ditemukanlah sengi baru ini memiliki keunikan. Dia memiliki wajah abu-abu dan ekor yang hitam, beserta ukuran tubuh yang besar. Sengi raksasa ini diketahui hanya hidup di dua populasi seluas 300 kilometer persegi di Tanzania.
"Ini penemuan paling menakjubkan sepanjang karier saya," ujar Rathbun, yang telah belajar ekologi, struktur sosial dan evolusi sengi selama 30 tahun. "Ini adalah spesies tikus gajah raksasa pertama yang ditemukan dalam 126 tahun," imbuh Rathbun.
"Saat saya pertama kali menggendong hewan ini ke dalam tenda fotografi, saya tahu telah menemukan spesies baru, bukan hanya karena warnanya yang unik tapi juga karena sangat berat!" kata Rathbun.
Sengi berwajah abu-abu yang kemudian diberi nama Latin Rhynchocyon udzungwensis itu memiliki berat 700 gram atau 25 persen lebih besar dari sengi-sengi yang sudah dikenal sebelumnya
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment