Yogyakarta - Ilmuwan bioteknologi kini tengah mengembangkan pemanfataan stem cell (sel punca) sebagai salah satu cara untuk untuk mengobati berbagai penyakit yang dianggap tidak mudah disembuhkan seperti penyakit stroke, jantung diabetes dan sebagainya.
Menurut Dr Arief Budi Witarto, peneliti bioteknologi dari LIPI, pemanfaatan stem cell dalam pengobatan klinis sangat memungkinkan. Karena teknologi stem cell mempunyai kemampuan untuk merubah menjadi berbagai jenis sel sehingga dapat berfungsi menggantikan sel yang rusak.
"Uji klinis kini sudah mulai dilakukan di beberapa negara untuk mengobati bermacam penyakit," ujar Arief Budi Witarto dalam Diskusi Ilmiah "Perkembangan Bioteknologi Terkini", hasil kerjasama Fakultas Biologi UGM dan Yayasan Biooteknologi Indonesia (YMBI), di ruang seminar Fakultas Biologi, Sabtu (22/11). Selain Witarto, hadir peneliti bioteknologi perikanan UGM, Dr Ir Murwantoko MSi.
Riset mengenai stem cell sudah dilakukan sejak 1998 dan pada 2005 dilaporkan keberhasilannya meng-klon sel embrio manusia. Di 2007, dari hasil riset diketahui ilmuwan juga berhasil menciptakan sel punca dari sel dewasa dengan penambahan faktor-faktor protein tertentu. Bahkan di Korea, sejak 2005 telah dilakukan uji klinis terapi sel punca menggunakan sumber sel punca dewasa dari sumsum tulang belakang untuk pengobatan stroke dengan hasil begitu memuaskan.
"Di Indonesia, tahun ini telah dilakukan pengobatan penyakit jantung menggunakan stem cell. Hasilnya cukup baik," jelasnya. Meski demikian menurut Witarto, penelitian pengembangan stem cell dalam pengobatan masih memerlukan banyak penelitian lebih lanjut dalam mengungkap mekanisme perubahan sel tersebut. Sehingga dirinya berharap agar para peneliti muda di Indonesia tertantang untuk dapat terlibat aktif dalam penelitian dan pemanfaaatan teknologi baru ini.
Sementara Dr Ir Murwantoko Msi mengatakan, pemanfaatan bioteknologi dengan metode diagnostik molekuler bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit ikan lebih cepat dan akurat. Dengan metode yang berbasi DNA dipastikan dapat mengenali target molekul yang menjadi penanda kondisi tertentu apabila ikan terkena penyakit.. "Penularan penyakit ikan dalam lingkungan air terjadi sangat begitu cepat, sehingga dengan metode ini membantu mempercepat mendiagnosa jenis penyakitnya," katanya.
Menurut Dr Arief Budi Witarto, peneliti bioteknologi dari LIPI, pemanfaatan stem cell dalam pengobatan klinis sangat memungkinkan. Karena teknologi stem cell mempunyai kemampuan untuk merubah menjadi berbagai jenis sel sehingga dapat berfungsi menggantikan sel yang rusak.
"Uji klinis kini sudah mulai dilakukan di beberapa negara untuk mengobati bermacam penyakit," ujar Arief Budi Witarto dalam Diskusi Ilmiah "Perkembangan Bioteknologi Terkini", hasil kerjasama Fakultas Biologi UGM dan Yayasan Biooteknologi Indonesia (YMBI), di ruang seminar Fakultas Biologi, Sabtu (22/11). Selain Witarto, hadir peneliti bioteknologi perikanan UGM, Dr Ir Murwantoko MSi.
Riset mengenai stem cell sudah dilakukan sejak 1998 dan pada 2005 dilaporkan keberhasilannya meng-klon sel embrio manusia. Di 2007, dari hasil riset diketahui ilmuwan juga berhasil menciptakan sel punca dari sel dewasa dengan penambahan faktor-faktor protein tertentu. Bahkan di Korea, sejak 2005 telah dilakukan uji klinis terapi sel punca menggunakan sumber sel punca dewasa dari sumsum tulang belakang untuk pengobatan stroke dengan hasil begitu memuaskan.
"Di Indonesia, tahun ini telah dilakukan pengobatan penyakit jantung menggunakan stem cell. Hasilnya cukup baik," jelasnya. Meski demikian menurut Witarto, penelitian pengembangan stem cell dalam pengobatan masih memerlukan banyak penelitian lebih lanjut dalam mengungkap mekanisme perubahan sel tersebut. Sehingga dirinya berharap agar para peneliti muda di Indonesia tertantang untuk dapat terlibat aktif dalam penelitian dan pemanfaaatan teknologi baru ini.
Sementara Dr Ir Murwantoko Msi mengatakan, pemanfaatan bioteknologi dengan metode diagnostik molekuler bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit ikan lebih cepat dan akurat. Dengan metode yang berbasi DNA dipastikan dapat mengenali target molekul yang menjadi penanda kondisi tertentu apabila ikan terkena penyakit.. "Penularan penyakit ikan dalam lingkungan air terjadi sangat begitu cepat, sehingga dengan metode ini membantu mempercepat mendiagnosa jenis penyakitnya," katanya.
No comments:
Post a Comment