Tiang Masjid Berputar Ajaib Penunjuk Arah Kiblat
Peristiwa bergesernya lantai dasar dan tiang Mesjid Al-Falah di Linggajaya, Mangkubumi, Tasikmalaya, Rabu malam tergolong aneh bin ajaib. Hingga Kamis sore, ratusan warga setempat masih membicarakan seputar kejadian itu.
Tak sedikit dari mereka yang mengaku merinding bulu kuduk saat mendengarkan cerita tersebut. ” Kami yang mendengar saja sudah merinding, apalagi yang melihat langsung. Subhanalllah,” kata Tatang,50, warga Mangkubumi, saat dihubungi melalui selulernya, Kamis sore.
Dia menjelaskan, kejadian aneh yang terjadi di Tasikmalaya membuat warga seolah tak percaya.Tapi warga setempat yang ramai-ramai menyaksikan peristiwa itu rasanya sulit untuk dikatakan issu atau bohong. “Warga setempat menyaksikan keajaiban itu,” ujarnya.
Mesjid Al-Falah, lanjutnya, sejak dihebohkan bergeser Rabu malam hingga kini masih menjadi pusat perhatian warga sekitar. Mereka terus berdatangan ingin melihat dari dekat. ” Tapi kondisi mesjid masih utuh hanya terjadi sedikit bergeser dan terlihat dari keramik mesjid yang agak miring ke barat,” tegasnya.
Sariful Gaos, salah seorang pengurus DKM menjelaskan, Rabu malam usai salat Isya, mesjid itu memang bergeser. Dengan kejadian itu, dia mengaku memberitahu ke masyarakat melalui speaker mesjid. Anehnya, lanjut dia, meski jelas terlihat bergserer tapi posisi mesjid itu kembali ke semula. ” Subhanalloh,” kata dia, saat ditanya wartawan.
Masjid Al-Falah, dibangun tahun 1989 dalam usia belasan tahun hanya sempat mengalami rekat-retak ketika terjadi gempa tahun lalu. Meski malam tadi mesjid itu bergeser setelah dilihat dan diperiksa sama sekali tak ada yang rusak. ” Ada sedikit perubahan terlihat dari keramik yang lurus kini miring sedikit ke barat,” kata warga setempat (dono/B).pos kota
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA – Empat tiang beton di dalam Mesjid Al Falah, Kampung Tunagan, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, mendadak berputar ke arah kanan sekitar 30 derajat tanpa merusak konstruksi, Rabu (22/9/2010) sore hingga malam. Fenomena yang sulit dinalar akal sehat itu, tak pelak membuat geger warga.
Keempat tiang bergerak berputar ke arah kanan selepas asar dan kembali ke posisi semula selepas isya. Keempat tiang beton berbalut keramik itu berfungsi menyangga lantai dua. Perputaran tiang terjadi seusai puluhan warga menunaikan salat asar. Mereka terkejut saat menyadari keempat tiang yang masing-masing berjarak sekitar dua meter membetuk segi empat itu, telah berubah arah sekitar 30 derajat ke arah kanan (utara).
“Tidak ada bunyi derak tembok. Tiba-tiba saja kami menyaksikan keempat tiang sudah berubah arah,” tutur H Syariful Gaos, seorang tokoh warga sekaligus orang yang memimpin pembangunan mesjid pada tahun 1989 lalu. Para jemaah sempat panik karena mengira mesjid akan rubuh.
Namun setelah diteliti lebih seksama, tidak ada bekas-bekas perputaran. Keramik lantai tampak masih utuh. Hanya saja sudutnya berubah seiring dengan perubahan tiang. Fenomena diluar akal sehat itu membuat jemaah langsung mengucap Asma Allah. Bahkan ada yang menitikkan air mata.
Fenomena itu tidak berhenti sampai di situ. Selepas jemaah melaksanakan salat isya berjamaah, secara tiba-tiba keempat tiang beton bekeramik putih yang tepiannya ditempeli keramik hitam, berputar lagi ke arah semula dan kembali berada pada posisi awal. Kejadian kedua ini makin menghebohkan jemaah. Ada yang bertakbir ada pula yang melakukan sujud atau membaca ayat suci.
“Sejak itu mesjid dipenuhi warga yang ingin menyaksikan kejadian itu dari dekat,” ujar Syariful, yang mengaku terus pulang seusai salat asar. Semalam ratusan warga terus berdatangan. Bahkan hingga Kamis (23/9) sore, puluhan warga masih berkumpul di mesjid yang terletak di tepi jalan kampung itu.
Hilman, seorang warga, memperlihatkan kepada Tribun hasil rekaman hidup kamera fotonya. Namun baik tiang dan lantai yang disebut Hilman tengah bergerak tidak tampak jelas. Kemungkinan gambar diambil setelah fenomena itu terjadi. Namun, puluhan warga berebut ingin menyaksikan hasil rekaman itu.
Ketua RW setempat, Dudung, menuturkan, ia sendiri mendapat laporan kejadian ajaib itu malam hari sepulang kerja.
“Saya diberitahu warga soal adanya tiang mesjid yang sempat berputar. Tetapi ketika saya langsung melihat, posisinya sudah berada pada posisi semula. Saya langsung mengimbau warga untuk tidak menafsirkan hal yang berbau syirik atas kejadian itu,” ujarnya.
Pengamatan Tribun sekitar pukul 21.00 WIB, keempat tiang beton itu berfungsi sebagai penyangga lantai dua. Ditilik dari dekat sudut pertemuan antara lantai keramik dengan tiang, tidak terlihat sedikit pun adanya retakan atau percikan tembok. Semuanya utuh tidak ada bekasnya. Kondisi serupa juga terlihat diantara sudut tiang dengan beton lantai dua.
Menurut Syariful, mesjid tersebut mengalami renovasi selama tujuh menjadi dua lantai pada tahun 1989 dan selesai Oktober. Lantai pertama berukuran 9×21 meter dan lantai dua 9×12 meter. ôSemula itu hanya mesjid biasa dengan lahan bekas kebun. Saya yang waktu itu berprofesi sebagai pemborong lantas mengusulkan dilakukan renovasi dan disambut warga,ö ujarnya, sambil menyebutkan, renovasi juga mendapat sumbangan dari Presiden Soeharto sebesar Rp 50 juta melalui koleganya di Jakarta.
Sejak berdiri, lanjut Syariful tidak ada hal yang aneh. Hanya saja setelah ada himbauan MUI Pusat untuk menghitung kembali arah kiblat mesjid pasca gempa 2 September 2009 lalu, jajaran DKM Mesjid Al Falah melakukan penghitungan ulang dipimpin H Rofik, ahli ilmu falak warga setempat. Saat itu diketahui arah mesjid mesti diputar ke kiri sekitar 30 derajat agar tepat menghadap kiblat.
“Kalau tidak salah, perubahan arah kiblat itu dilakukan Juli lalu. Karena akan sulit jika harus membongkar mesjid, maka warga sepakat hanya memutar hamparan sajadah saja ke arah kiri,” jelas Syariful.
Menurut Syafirul, fenomena itu saat ini tengah dikaji oleh para tokoh. Bukan mengkaji secara ilmiah, tapi membaca ada hikmah apa dibalik peristiwa tersebut. Ketua RW, Dudung, juga menyatakan hal serupa.
“Para tokoh tengah menelaah secara seksama, untuk menemukan hikmah dari peristiwa itu,” jelasnya.
Namun bagi Syariful, kejadian ajaib itu bisa saja menjadi petunjuk bahwa arah kiblat yang sebenarnya, sesuai dengan arah mesjid sekarang ini. Logikanya, kami memutar arah kiblat ke kiri dan keempat tiang berputar ke arah kanan, dengan sudut perputaran yang sama. Karenanya saya akan mengungkapkan hal ini kepada warga untuk menjadi bahan pertimbangan, imbuhnya.
No comments:
Post a Comment