Alkisah, Pada zaman dahulu kala, Sang Guru berjalan melewati rumah orang kaya. Orang kaya ini kebetulan tidak berada di rumah.
Rumah orang kaya ini sangat mewah, perabot furniture di dalam rumah sungguh nyaman. Di dalam ruang tamu ada sebuah kursi malas yang mewah.
Orang kaya ini memelihara seekor anjing. Anjing ini menjadi kesayangan majikannya. Biasanya kursi malas yang ada diruang tamu ini tidak boleh diduduki orang lain. Hanya anjing itu yang selalu tidur di kursi malas yang empuk dan hangat itu. Anjing itu bahkan sangat jarang dan hampir tidak pernah meninggalkan kursi malasnya.
Bahkan, ketika si anjing makan sehari tiga kali pun, dia tetap duduk di atas kursi ini. Makanan anjing ini dihidangkan dengan peralatan makan yang sangat mewah.
Ketika Sang Guru memasuki rumah itu, bertepatan saat anjing ini sedang makan. Ketika anjing ini melihat Sang Guru, dia melompat turun dari kursinya, menyalak dengan galak, sehingga Sang Guru tidak bisa mendekatinya.
Sang Guru kemudian berkata kepada anjing ini, ”Sifat tamakmu terhadap harta masih belum berubah, pada kehidupan yang lalu begitu, pada kehidupan sekarang masih tetap tidak bisa berubah.”
Setelah berkata demikian sang Guru membalikkan badan meninggalkan tempat itu. Anjing ini setelah mendengar perkataan sang Guru, dengan sedih menelungkupkan badannya di lantai. Tidak berapa lama kemudian, majikannya pulang. Anjing ini tidak seperti biasanya dengan gembira menyambut majikannya, tetap menelungkupkan badannya di lantai.
Majikannya memanggilnya, dia tetap tidak berdiri dan mendekati majikannya, kelihatannya dia sangat sedih.
Akhirnya majikannya menanyakan kepada pembantunya, siapa yang menyakiti anjingnya sehingga anjingnya kelihatan sangat sedih?
Pembantunya kemudian bercerita bahwa tadi sang Guru lewat. Anjingnya turun dari kursi malas menyalak dengan galak. Tetapi setelah Sang Guru berkata beberapa kata, anjing ini berubah menjadi sedih, makanannya juga tidak disentuh.
Orang kaya ini sangat menyayangi anjingnya, setelah mendengar cerita bergegas pergi mencari Sang Guru dan bertanya kepadaNya,
”Engkau demikian berbelas kasih, kenapa ketika melewati rumah saya, memarahi anjing saya, hingga dia menjadi sangat sedih?” tanyanya. Sang Guru menjawab dengan bijaksana, ”Engkau sangat menyayangi anjingmu, karena anjingmu pada kehidupan yang lalu adalah ayah kandungmu. Kehidupan dahulu dia juga sangat suka kepadamu, hal ini adalah wajar,” katanya.
Orang kaya ini setelah mendengar perkataan Sang Guru, di hatinya timbul kecurigaan lalu dia bertanya kepada Sang Guru lagi, ”Bagaimana saya bisa membuktikan bahwa dia pada kehidupan yang lalu adalah benar-benar ayah saya?”
Sang Guru mengatakan kembali kepada orang kaya tersebut, ”Dia mempunyai kebiasaan, mempunyai keterikatan yang sangat besar kepada harta, ketika engkau kecil, karena takut kehilangan hartanya, dia menyembunyikan uang dan harta karunnya. Karena keterikatan yang parah terhadap harta karunnya, sehingga ketika dia meninggal masih khawatir kepada uang dan harta karun yang disimpan sehingga dia reinkarnasi menjadi anjing dirumahmu. Sejak lahir dia sudah sangat menyukaimu, biasanya setiap hari dia tidak pernah meninggalkan kursi malas yang biasanya diduduki ayahmu, jika engkau tidak percaya, pulanglah dan tanyakan kepadanya dimana dia dahulu menyimpan hartanya?”
Orang kaya ini setelah mendengar perkataan Sang Guru, lalu pulang ke rumahnya. Sambil mengelus-elus anjingnya dia berjongkok bertanya kepada anjingnya, ”Jika benar engkau memang ayah saya, tolong bawa saya ketempat dimana engkau menyembunyikan uang dan harta karunmu?”
Akhirnya, anjing ini tidak berhentinya mengendus-endus dibawah kursi malas, dengan tangannya mengaruk-garuk lantai. Melihat gerakan anjingnya, setengah percaya setengah curiga, akhirnya dia menyuruh pembantunya mencangkul lantai di bawah kursi malas.
Setelah dicangkul lebih kurang satu meter, mereka melihat sebuah kotak besar. Di dalam kotak ternyata berisi uang dan harta karun. Kotak uang dan harta karun itu, selama ini tersembunyi di bawah kursi malas!”
Setelah melihat kotak berisi uang dan harta karun ini, karena sedih orang kaya itu meneteskan airmata.
”Sungguh mengerikan! Jika di dalam hati tamak dengan harta sungguh mengerikan! Ayah saya demi menjaga hartanya, setelah meninggal, rela reinkarnasi menjadi seekor anjing demi menjaga hartanya. Sungguh kasihan, sungguh menyedihkan dan juga sungguh menakutkan!” katanya.source : kisahmotivasihidup.blogspot.com
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment