Seorang dokter berbicara kepada seorang ibu muda, “Saya sangat menyesal, Nyonya Keller, tapi Anda harus berani menghadapi ini.” Dengan berlinang air mata, ibu itu berkata, “Jadi, bayi saya tidak dapat sembuh? Dia akan…” “Tidak, dia tidak akan mati, tapi dia akan buta dan tuli.” Sang dokter meninggalkan ruangan sambil bergumam, “Jadi apa ya dia nanti? Menyedihkan, kasus ini salah satu yang terburuk yang kuhadapi. Akan lebih baik bila bayi itu mati saja.” Namun, bayi itu tumbuh dan dikenal sebgai Helen Keller, salah satu manusia paling terkenal, berguna, dan bahagia. Dengan bergantung pada indera peraba dan pencium, ia belajar dan rajin berbicara dan menulis. Tulisannya meluas, dan dia diundang bicara di berbagai tempat di seluruh dunia. Ia menyelesaikan perguruan tinggi dan menulis sejumlah buku yang inspiratif.
Kisah nyata Helen Keller di atas hanya sekelumit dari kisah sukses orang-orang yang meski memiliki cacat tubuh tetapi tidak menghambat mereka untuk berkarya. Dalam keadaan fisiknya yang jauh dari sempurna, Helen justru berkata, “Aku jarang memikirkan keterbatasanku dan semua itu tidak membuatku bersedih.” Hellen Keller hidup dengan citra diri positif. Ia lebih senang melihat kelebihan dirinya daripada mengasihani diri sendiri apalagi fokus pada kelemahannya. Ironisnya, bila kita perhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita, banyak yang secara fisik mereka tidak kekurangan, tetapi secara mental mereka termasuk pribadi miskin. Mengapa? Karena mereka lebih senang membesarkan keterbatasan dan ketidakmampuannya dan mengecilkan potensinya.
Hamba yang beroleh satu mina bukannya mengembangkan mina tersebut, tapi justru fokus pada ketakutannya akan hukuman. Bahkan jika kita amati, ia bahkan menyalahkan Tuannya! Itu sebabnya, berhati-hatilah pada apa yang Anda pikirkan dan katakan tentang diri Anda sendiri Jika Anda berpikir dan berkata yang negatif, maka Anda pun menjadi orang yang buruk. Sebaliknya, jika Anda memikirkan yang terbaik dan berkata yang positif, maka terjadilah menurut iman Anda.
source : kisahmotivasihidup.blogspot.comKisah nyata Helen Keller di atas hanya sekelumit dari kisah sukses orang-orang yang meski memiliki cacat tubuh tetapi tidak menghambat mereka untuk berkarya. Dalam keadaan fisiknya yang jauh dari sempurna, Helen justru berkata, “Aku jarang memikirkan keterbatasanku dan semua itu tidak membuatku bersedih.” Hellen Keller hidup dengan citra diri positif. Ia lebih senang melihat kelebihan dirinya daripada mengasihani diri sendiri apalagi fokus pada kelemahannya. Ironisnya, bila kita perhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita, banyak yang secara fisik mereka tidak kekurangan, tetapi secara mental mereka termasuk pribadi miskin. Mengapa? Karena mereka lebih senang membesarkan keterbatasan dan ketidakmampuannya dan mengecilkan potensinya.
Hamba yang beroleh satu mina bukannya mengembangkan mina tersebut, tapi justru fokus pada ketakutannya akan hukuman. Bahkan jika kita amati, ia bahkan menyalahkan Tuannya! Itu sebabnya, berhati-hatilah pada apa yang Anda pikirkan dan katakan tentang diri Anda sendiri Jika Anda berpikir dan berkata yang negatif, maka Anda pun menjadi orang yang buruk. Sebaliknya, jika Anda memikirkan yang terbaik dan berkata yang positif, maka terjadilah menurut iman Anda.
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment