Dia adalah Ibnu Hubaib Al Jumahi, Abu As-Sa‘ib.
Dia termasuk pembesar Muhajirin dan wali Allah yang bertakwa, yang ketika wafat mereka mendapatkan keberuntungan pada masa kehidupan Nabi mereka sehingga mereka mendapatkan doa shalawat atas mereka.
Abu As-Sa‘ib RA adalah orang pertama yang dimakamkan di Baqi’.
Sa’id bin Al Musayyib berkata, “Aku mendengar Sa’ad berkata, ‘Rasulullah SAW pernah melarang dirinya melakukan tabattul.53 Seandainya diizinkan tentu kita akan mengebiri diri kami sendiri’.”
Abu As-Sa‘ib masuk Islam setelah ketiga belas sahabat lainnya masuk Islam. Dia hijrah dua kali dan meninggal setelah perang Badar. Dia juga orang yang tekun beribadah, mujtahid, dan termasuk orang yang mengharamkan khamer pada masa jahiliyah.
Diriwayatkan dari Abu Burdah, dia berkata, “Seorang istri Utsman bin Madz’un menghadap istri-istri Nabi SAW. Kami melihatnya dalam keadaan acak-acakan, lalu kami bertanya kepadanya, ‘Ada apa denganmu? Bukankah di suku Quraisy tidak ada orang yang lebih kaya daripada suamimu?’ Dia menjawab, ‘Jika malam dia selalu bangun malam dan siangnya berpuasa’. Mendengar itu Rasulullah SAW langsung menemuinya dan bersabda, ‘Apakah kamu tidak mau meneladaniku...’.”
Abu Burdah berkata, “Setelah itu, istri-istri Nabi datang menemui istri Utsman dengan membawa wewangian layaknya pesta perkawinan.”
Dia meninggal pada tahun 3 Hijriyah.
Diriwayatkan dari Aisyah, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW memeluk Utsman bin Madz’un ketika dia meninggal dunia, hingga air mata beliau mengalir di pipi Utsman bin Madz’un.
Diriwayatkan dari Ummu Al Ala’, wanita yang pernah dibai’at. Dia menjelaskan bahwa Utsman bin Madz’un pernah mengadu kepada mereka, bahwa dia sakit hingga meninggal. Setelah itu Rasulullah SAW datang. Aku kemudian berkata, “Kesaksianku padamu wahai Abu Saib, bahwa Allah telah memuliakanmu!” Rasulullah SAW bersabda, “Darimana kamu tahu?” Aku berkata, “Demi Ayah dan Ibuku, aku tidak tahu, lalu siapa dia?” Beliau menjawab, “Dia orang yang telah memperoleh keyakinan dalam dirinya, dan demi Allah, aku mengharapkan dia memperoleh kebaikan. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku tidak tahu apa yang akan dilakukan kepadaku.”
Ummu Al Ala` berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menyucikan setelah seorang pun.”
Hal itu akhirnya membuat kami sedih, lalu aku pergi tidur. Dalam tidurku aku bermimpi Utsman mempunyai mata air yang mengalir. Aku lalu menceritakan mimpi itu kepada Rasulullah SAW, maka beliau berkata, “Itu adalah amalnya.”
Selain itu, Utsman adalah orang yang berpostur besar dan berjenggot tebal. Semoga Allah meridhainya.------------------
ref. ringkasan siyar alam an-nubala
terb. pustaka azzam
repost by : ceritabos.blogspot.com
No comments:
Post a Comment