JAKARTA - Romy Rafael sudah menghipnotis anaknya sejak di kandungan. Hal itu dilakukannya agar saat persalinan, istrinya bisa lebih lebih mudah dan mengurangi sugesti rasa sakit.
“Saat istri saya hamil, bayi di dalam perut sudah saya hipnotis di alam bawah sadar. Semua ditransfer dari ibunya dan diberikan sugesti ke ibunya,” papar Romy ditemui di PRJ Kemayoran, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia berharap dengan menghipnotis alam bawah sadar itu agar istrinya bisa lebih aman dan nyaman. “Enggak boleh takut, biar anaknya juga seperti itu. Merasakan hal yang sama seperti ibunya, agar melahirkannya bisa lebih enak,” kata dia.
Romy menjelaskan, di Indonesia masih banyak orang yang berpikir bahwa hipnotis adalah mistis. Padahal keahlian ini ada ilmunya, yang pada intinya adalah percaya atau mengetahui.
“Proses berpikirnya seperti ini, orangtua Anda yang melahirkan Anda adalah orangtua kandung? Percaya atau mengetahui? Percaya. Kalau mengetahui, apa buktinya. Begitu juga dengan ramal, mengapa enggak ada yang bisa meramal sebelum kejadian itu terjadi. Kalau memang tahu, segala sesuatunya mengapa harus terjadi,” jelas Romy.
Romy juga tidak sembarangan menghipnotis orang. Jika orangnya tidak mau dihipnotis, kata dia, tidak akan terjadi.
“Jadi kembali lagi, orang yang enggak mau, ya enggak akan bisa dihipnotis,” kata dia.
“Saat istri saya hamil, bayi di dalam perut sudah saya hipnotis di alam bawah sadar. Semua ditransfer dari ibunya dan diberikan sugesti ke ibunya,” papar Romy ditemui di PRJ Kemayoran, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia berharap dengan menghipnotis alam bawah sadar itu agar istrinya bisa lebih aman dan nyaman. “Enggak boleh takut, biar anaknya juga seperti itu. Merasakan hal yang sama seperti ibunya, agar melahirkannya bisa lebih enak,” kata dia.
Romy menjelaskan, di Indonesia masih banyak orang yang berpikir bahwa hipnotis adalah mistis. Padahal keahlian ini ada ilmunya, yang pada intinya adalah percaya atau mengetahui.
“Proses berpikirnya seperti ini, orangtua Anda yang melahirkan Anda adalah orangtua kandung? Percaya atau mengetahui? Percaya. Kalau mengetahui, apa buktinya. Begitu juga dengan ramal, mengapa enggak ada yang bisa meramal sebelum kejadian itu terjadi. Kalau memang tahu, segala sesuatunya mengapa harus terjadi,” jelas Romy.
Romy juga tidak sembarangan menghipnotis orang. Jika orangnya tidak mau dihipnotis, kata dia, tidak akan terjadi.
“Jadi kembali lagi, orang yang enggak mau, ya enggak akan bisa dihipnotis,” kata dia.
www.forum-buku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment